Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH TAFSIR KEHANCURAN ALAM SEMESTA (KIAMAT) DALAM AL-QUR’AN

A.  PENDAHULUAN
A.    I . Latar Belakang
Al-Quran menaruh perhatian besar terhadap berakhirnya alam semesta dan penciptaanNya supaya menjadi pengingat akan kebesaran Allah. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berfikir bahwa al-Quran adalah sumber intelektual dan spiritualitas Islam yang merupakan dasar dan sumber inspirasi pandangan muslim, tidak saja untuk pengetahuan spiritualitas saja, namun juga untuk semua pengetahuan, sehingga terjadi keterpaduan semua jenis pengetahuan. Meskipu demikian al-Quran bukan kitab sains, tetapi al-Quran memberikan prinsip-prinsip yang selalu dikaitkan dengan pengetahuan meetafisik dan spiritual.
Diantara sekian banyak masalah yang digambarkan al-Quran sejak masa awal Islam adalah kiamat. Kiamat merupakan salah satu persoalan pokok bagi seorang muslim. Selain masuk dalam wilayah aqidah, juga merupakan inti agama. Sedemikian pentingnya persoalan kiamat, al-Quran seringkali merangkaikan penjelasan tentang  Iman kepada Allah dan  Iman pada hari kiamat. Dimana Dzat yang mengetahui akan datangnya hari kiamat hanyalah Allah swt QS. Al-A’raff [7]: 187. Kiamat adalah merupakan peristiwa dahsyat, yang pada saat itu keadaan alam baik dilangit dan dibumi akan terjadi kehancuran total dan hanya Allah sendiri yang kekal.
Makalah ini akan coba menjawab pertanyaan bagaimanakah kehancuran alam semesta(kiamat) dalam al-Quran, dengan pertimbangan bahwa al-Quran sebagai wahyu harus selalu ditafsirkan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada saat ini. Dan kiamat merupakan persoalan pokok bagi seorang muslim. Maka dipandang perlu melakukan kajian tentang kiamat.  





A.  II . Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah teks al-Quran QS al-A’raff [7]: 187-188 beserta terjemah dan mufradatnya ?
2.      Bagaimana sabab nuzul QS. Al-A’raff [7]: 187-188 dan bagaimanakah kolerasi ayat tersebut dengan ayat/surat lain ?
3.      Bagaimanakah penafsiran QS. Al-A’raff [7] : 187-188 ?
4.      Apa hukum dan hikmah dari QS. Al-A’raff [7] : 187-188 ?


B.  PEMBAHASAN
1.      Teks Al-Qur’an Terjemah, dan Mufradat QS. Al A’raff [7] : 187-188
a.       Teks QS. Al A’raff [7] : 187-188
يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ يَسۡ‍َٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧
قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ١٨٨

b.      Terjemah Al A’raff [7] : 187-188

187. Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
188.  Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman"[1]

c.       Mufradat QS. Al A’raff [7] : 187-188
ٱلسَّاعَةِ = as-sa’ah : bagian kecil tidak tertentu dari waktu tentng menuurt ahli falak as-sa’ah berarti satu dari 24 bagian selama-lamanya dalam sehari semalam, yang bisa ditrapkan dengan alat bernama jam
أَيَّانَ = ayyana : kapan, sebuah kata untuk menanyakan sebuah waktu
مُرۡسَىٰهَا = mursaha : dipancangkannya hari kiamat terjadi dan ketepatannya
 لِوَقۡتِهَآ = li waqtiha : fi waqtiha (tentang) waktu kiamat
بَغۡتَةٗۗ = bagtah : tiba-tiba tanpa diduga-duga dan di tunggu-tunggu
حَفِيٌّ = haffiy : dari kata, ahfa fis su’al, dia merengek dalam meminta
ٱلۡغَيۡبَ = al-ghaib ; hakiki, yaitu perkara ghaib yang hanya diketahui hanya Allah semat. Dan idhafi, perkara ghaib yang diketahui pula oleh sebagian mahluk Allah sedang yang lain tidak
ٱلۡخَيۡرِ = al khair : apa yang disukai manusia, baik berupa kemanfaatan materi maupun maknawi
ٱلسُّوٓءُ = as-su’ : apa yang tidak disukai manusia, karena mebahayakan mereka
















2.      Sabab Nuzul QS. Al A’raff [7] : 187-188
a.      Sabab Nuzul Al A’raff [7] : 187
Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Hamal bin Abi Qusyair dan Samuel bin Zaid berkata kepada Rasulallah, “ beritahu kami kapan akan terjadi kiamat kalau engkau benar seorang Nabi sebagaiman kamu klaim, sebab kami tahu kapan terjadinya! ” maka Allah menurunkan firman-Nya, “ mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat,...”
Ia juga meriwayatkan Qataadah, ia berkata, “ orang Qurais mengatakan... (lalu ia menyebutkan riwayat yang senada).”[2]
b.      Korelasi QS. Al A’raff [7] : 187-188 dengan ayat yang lain
·         Ayat ini
يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ يَسۡ‍َٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ١٨٧
قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ١٨٨

Terjemah Al A’raff [7] : 187-188

187. Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"
188.  Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman"
·         Ayat lain
وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡجِبَالِ فَقُلۡ يَنسِفُهَا رَبِّي نَسۡفٗا ١٠٥
105. Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya
·           Ayat lain
ٱقۡتَرَبَتِ ٱلسَّاعَةُ وَٱنشَقَّ ٱلۡقَمَرُ ١
1.       Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan




3.      Penafsiran QS. Al A’raff [7] : 187
يَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَا= mereka bertanya bertanya kepadamu tentang kehancuran alam ini (hari kiamat), kapan terjadi?
Mereka bertanya tentang kapan kiamat akan terjadi. Mereka yang bertanya ini adalah orang-orang Quraisy, mengingat bahwa surat ini merupakan surat makkiyah dan di Mekkah tidak ada orang Yahudi. Mereka bertanya tentang hari kiamat, karena mereka yakin tidak akan terjadi.
قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ= “Katakanlah, yang mengetahui kejadiannya hanyalah Tuhanku.”
لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ = Tidak seorangpun kapn waktu yang telah ditentukan disisi Allah melainkan Allah sendiri.
Tidak ada yang mampu menyingkap tabir yang menyembunyikan kiamat dan tidak ada yang mampu menjelaskan kapan waktu yang telah ditetapkan batasnya selain Allah sendiri. Allah tidak menjelaskan hal itu kepada seseorang makhluk, walaupun makailat yang dekat kepada-Nya atau Nabi saw.yang diutus-Nya.
ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ = Kiamat merupakan peristiwa yang sangat berat atau dahsyat bagi penghuni langit dan bumi.
Sangat berat sekali urusan hari kiamat, biak bagi malaikat, manusia maupun jin, baik dilangit maupun dibumi. Karena Allah menjelaskan kepada mereka keadaan huru-haranya, tetapi tidak menerangkan masa terjadinya. Mereka semua dalanm ketakutan menanti terjadinya kiamat dam mereka tidak mengetahui kapan terjadinya.



لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ = Kiamat tidak datang kepadamu kecuali dengan cara yang tiba-tiba, saat kamu tidak menyadarinya.
Kiamat itu datang dengan tiba-tiba dan kamu dalam keadaan tidak sadar, dengan tidak didahului tanda-tanda apapun pada saat kamu asyik dengan kenikmatan dunia.
يَسۡ‍َٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ = Mereka bertanya kepadamu, seolah-olah kamu akan mendesak Tuhan supaya menjelaskan kepadamu.
Mereka mendesak kamu berulang kali memninta kepada Allah agar menerangkan tentang kiamat.
قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ = katakanlah : “hanya Allah sendirilah yang hanya mengetahuinya”.
Hai Muhammad, katakan kepada mereka bahwa yang mengetahui masalah kiamat hanyalah Allah, tuhan yang mengetahui alam yang Ghaib dan alam yang nyata. Jawaban ini di ulangi karena pertanyaannya juga di ulang-ulang, selai untuk menegaskan bahwa mustahil mereka mengetahui kapan terjadinya kiamat.
وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ = akan tetapi kebanyakan manusia
Kebanyakan manusia tidak mengetahui rahasia yang disembunyikan Tuhan, seandainya mereka mengetahui, tentu kacaulah undang-undang (Hukum) alam dan rusaklah kemaslahtan dunia. Demikian pula allah menyembunyikan malam lailatul qodar. Dan saat ijabah (Do’a manusia pada malam itu dikabulkan), karena ada hikmah-hikmah yang allah sendiri yang mengetahuinya. Menurut lahiriyah ayat ini, Nabi SAW.
  انما اجلكم فيمن مضى قبلكم من الامم من صلاة العصرالئ غروب الشمس
“Sesungguhnya ajalmu beserta orang-orang yang telah berlalu sebelummu adalah dari sembahyang ashar hingga terbenam matahari”.
Kiamat itu mempunyai beberapa tanda (Indikator), ada yang kecil da nada yang besar yang dijelaskan oleh sunnah.
Jadi dalam ayat-ayat tersebut, tuhan menunjuki manusia yang hidup pada masa al-quran diturunkan dan pada masa surat ini diturunkan untuk menyelidiki keadaan alam, dan memikirkan tentang dekatnya ajal. Dalam ayat ini, Tuhan menunjuki kita untuk memikirkan urusan kiamat yang akan menjadi ajal bagi semua manusia. Selain itu, dalam ayat ini tuhan menerangkan saat ( kiamat ) yang umum, sebagaimana ayat yang telah lalu tuhan menerangkan saat yang khusus.
قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ  = Katakanlah : “Aku tidak bisa memiliki kemanfaatan untuk diriku dan menolak kemudaratan dari diriku, kecuali apa yang dikehendaki Allah.
Katakanlah, wahai rassul Muhammad, kepada manusia: Aku ini seorang manusia yang ditugasi membawa risalah (wahyu) dan dipercayai melaksanakan amanat. Aku tidak mempunyai kemampuan mendatangkan kemanfaatan atau menolak kemudartan, baik untuk diriku ataupun oran lain, melainkan apa yang dikehendaki oleh Allah. Jika Allah menghendaki supaya allah mendatangkan kemanfaatan barulah aku akan mendatangkannya dengan melaksanakan sebab-sebab yang bisa mewujudkan kemanfaatan itu. Apabila allah menghendaki atau dapat menolak suatu kemudaratan, barulah aku dapat menolaknya, dengan memudahkan sebab-sebabnya untuk itu.
وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ = Seandainya aku mengetahui hal yang gaib, tentulah aku memperbanyak kebajikan dan aku tidak akan disentuh oleh sesuatu yang tidak aku sukai (kemudaratan).
Kata Muhammad lagi, Aku tidak memiliki sesuatu diriku dan aku tidak mengetahui hal yang goib. Hanya Allah sendiri yang mengetahui hal yang gaib itu. karenaNya, bagaimana kamu bertanya kepadaku tentang kapan hari kiamat itu terjadi. Seandainya aku mengetahui hal yang gaib, tentulah aku memperbaiki kebajikan, baik dengan harta ataupun yang lain, dan tentulah aku tidak  pernah ditimpa kesukaran. Padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Kata Ibn Jarir: “ Makna firman ini adalah, ‘Sekiranya aku mengetahui barang yang  gaib, tentulah aku mempersiapkan segala sesuatu  untuk musim kemarau ketika untuk  musim hujan (Subur) dan untuk masa mahal (Semua harga barang mahal) Ketika masih masa murah atau harga barang murah.
Ibn katsir menyatakan, Allah menyuruh para nabi untuk menyerahkan segala urusan kepadanya dan mengabarkan bahwa nabi tidak mengetahui barang yang gaib yang akan terjadi pada masa mendatang, kecuali yang telah diberitahukan oeh Allah.
إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ = Aku tiada lain adalah pemberi kabar yang memberikan ancaman dan kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang beriman.
Tidak ada sesuatu keistimewaan bagiku (Nabi SAW) dibandingkan manusia-manusia yang lain yang ada padaku aadalah tugas menyampaikaan perintah allah dengan Indzar (pemberi peringatan) dan tabsyir ( pemberi kabar gembira), keduanya aku tujukan kepada semua umat. Ringkasnya, para rasul itu adalah makhluk allah yang dimuliakan. Mereka tidak menyekutukan allah dan tidak mengetahui segala ilmunya. Mereka itu hanyalah Rasul yang menjadi panutan (Teladan) bagi hamba didunia.


Jadi dalam ayat-ayat tersebut menyuruh Muhammad Rasullnya supaya menerangkan kepada para penanya bahwa yang mengetahui kapan kiamat terjadi hanya allah dalam ayat ini tuhan mengemukakan suatu sendi agama yang pokok yang menjelaskan hakikat kerosulan dan membedakan antara kerosulan dan ketuhanan.[3]
Penafsiran QS. Al-A’raff [7]:187-188 dalam buku “Terjemah Tafsir Al-Maragi” sebagai berikut

4.      Hukum dan Hikmah QS. Al A’raff [7] : 187
a.       Hukum
Dari penjelasan ayat ini, maka kita wajib meyakini akan adanya hari akhir yang pasti akan datang. Dan Allah lah Dzat yang mengetahui kapan hari akhir itu akan datang. Kita sebagai manusia biasa tentunya tidak boleh mendahului kehendaknya dengan mengira-ira kapan datangnya hari akhir itu.
b.      Hikmah
Dari uraian penafsiran QS. Al-A’raff[7]: 187 tentang kehancuran total alam semesta, dapat kita petik hikmah bahwa kita tidak diperbolehkan meragukan kekuasaan Nya dan mendahului Nya. Karena Allah adalah Dzat yang maha mengetahui. Tidak ada selain Allah yang mengetahui akan kapan datangnya hari Kiamat. Serta dapat mempertebal Iman kita. 

C.  PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan  kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih



[1] Bachtiar Surin, TERJEMAH DAN TAFSIR AL-QUR’AN HURUF ARAB DAN LATIN, Jakrta: Litbang Agama, 1978, hlm
[2] Jalaluddin As-Suyuti,SEBAB TURUNNYA AYAT AL-QUR’AN , Jakarta: Darut Taqwa cet. 1, 2008, hlm.248
[3] Teungku Muhammad Hasbi Ash-Sidqhi Dedeieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-nur 2, Semarang: PT PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2000, hlm  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar