Sabtu, 18 Maret 2017

Makalah PENGERTIAN PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN HAKEKAT PERKEMBANGAN, PERTUMBUHAN, MANFAAT DAN PERAN KEMATANGAN

I.                   PENDAHULUAN
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroprasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdepensi, artinya saling bergantung satu sama lain. kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendirui, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Studi tentang perkembangan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang, seiring dengan perkembangannya. Studi tentang perkembangan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.


II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Definisi Psikologi dan Psikologi Perkembangan ?
B.     Bagaimana Perkembangan, Pertumbuhan, Kematangan ?
C.     Bagaiamana Peran Psikologi dan Psikologi Perkembangan ?
D.    Apa Saja Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan ?
E.     Apa Manfaat dan Tujuan Psikologi Perkembangan ?


III.             PEMBAHASAN
A.    Definisi Psikologi dan Psikologi Perkembangan
Secara etimologis, “ psikologi” berasal dari bahasa Yunani Psyche yang berarti “jiwa” dan logos yang artinya “ilmu” atau “ilmu pengetahuan”. Dengan demikian “psikologi” dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa atau secara singkat bisa disinonimkan dengan istilah ilmu jiwa. Hanya saja dalam perkembangannya lebih lanjut psikologi tidak menjadikan “jiwa” sebagai objek kajian, mungkin lebih tepat dikatakan sebagai mengkaji gejala-gejala kejiwaan yang muncul dalam tingkah laku manusia. Mengapa demikian ? karena jiwa dipandang sebagai sesuatu yang bersifat abstrak, manusia tidak dapat dengan pasti mengetahui jiwa secara objektif, yang nampak hanya gejala kejiwaan yang termanifestasikan dalam tingkah laku.
Dari uraian singkat diatas, dapat di simpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penghayatan dan tingkah laku manusia yang normal, dewasa dan berbudaya. Yang dimaksud dengan penghayatan disini adalah sekumpulan gejala-gejala, berupa pengamatan, tanggapan, kenangan, perasaan yang bersangkut paut kepada sesama dan saling berkaitan. Untuk itu gejala psikis dapat diartikan sebagai kejadian rohani yang menunjukkan manifestasi apa yang terjadi.
Sedangakan psikologi perkembangan menurut Linda L, Psikologi perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia yang biasanya dimulai dari sejak terbentuknya makhluk itu mulai pembuahan hingga mejelang mati. Richard M merumuskan psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup.[1]

B.     Hakikat Perkembangan, Pertumbuhan, Kematangan
Para ahli psikologi membedakan antara pengertian “pertumbuhan” dan “perkembangan”. Istilah pertumbuhan diartikan  sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif menyangkut aspek-aspek jasmaniah atau perubahan-perubahan yang terjadi pada organ tubuh dan struktur fisik, seperti pertambahan tinggi badan seorang anak. Pertumbuhan hanya terjadi sekali saja dan tidak dapat diulang kembali.  Sedangkan istilah perkembangan khusus diartikan sebagai perubahan yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia, seperti perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan , sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya. Dengan demikian pertumbuhan itu dapat diukur sedangakan perkembangan  hanya dapat diamati melalui perubahan-perubahan bentuk tingkah laku.
Kemasakan psikologis atau yang sering disebut kematangan berarti kedewasaan dan kemasakan fisiologis berarti berfungsinya organ-organ tubuh secara optimal. Bila kemasakan fisiologis dapat dicapai  (hampir) tanpa proses belajar, maka kematangan harus dicapai dengan proses belajar.[2]

C.    Peran Psikologi Perkembangan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa, karakter, tingkah laku manusia dalam segala aktivitasnya, manusia yang individu maupun berkelompok. Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari mengenai segala bentuk prubahan tingkah laku manusia dalam segala aktivitasnya yang cenderung menyertai pertumbuhannya. Peranan psikologi dalam pendidikan sangat berkaitan karena untuk memudahkan guru mengetahui, memahami dan mengenal karakter siswa, supaya guru tersebut dapat menyesuaikan dirinya untuk mendidik siswa tersebut.
Peranan Psikologi Perkembangan dalam dunia Pendidikan.
a)      Peserta didik memiliki berbagai potensi masing-masing.
b)      Peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang.
c)      Peserta didik merupakan makhluk yang aktif, kreatif dan inovatif.
d)     Peserta didik mempunyai sifat-sifat yang unik dalam dirinya.

Mendidik Ditinjau dari Perspektif Perkembangan Mendidik pada dasarnya adalah membantu atau mengarahkan perkembangan peserta didik supaya segala potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Potensi-potensi positif peserta didik memerlukan stimulus atau rangsangan dari lingkungannya. Tanpa stimulus akan sulit untuk berubah potensi-potensinya menjadi kemampuan yang diharapkan. Di sinilah kehadiran seorang pendidik diperlukan, agar stimulus dapat membantu pendidik kepada peserta didik  yang benar-benar bermakna dan terarahkan. Maka pendidik diharuskan memahami lmu psikologi perkembangan untuk menajalankan proses pembelajarannya dengan baik.[3]

D.    Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup :
1.      Psikologi Anak (mencakup masa bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam perkembangan manusia, masa ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan/perkembangan. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
a)      Periode ini merupakan masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan.
b)      Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/ perkembangan janin.
c)      Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d)     Di akhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 minggu sampai umur 2 tahun disebut dengan masa bayi. Masa bayi ini dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan masa kanak-kanak. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari dua sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu masuk kelas 1 SD.
Kemudian akhir masa kanak-kanak atau masa anak sekolah berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.

2.      Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 sampai umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam pada anak laki-laki. Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
a)      Perubahan besarnya tubuh.
b)      Perubahan proporsi tubuh.
c)      Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d)     Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
3.      Psikologi Orang Dewasa
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa kehidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40,0 sampai umur 60,0. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60,0 sampai mati.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan masa dewasa madya.
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a)      Masa dewasa madya  merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b)      Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c)      Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d)     Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.     
4.      Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.[4]

E.     Manfaat dan Tujuan Mempelajari Psikologi Perkembangan
Banyak manfaat seseorang mempelajari psikologi perkembangan dalam mendeskripsi, memahami serta meramalkan prilaku diri sendiri maupun orang lain. Terutama akan terasa sangat perlu penguasaan ilmu ini bagi seseoarang yang perlu penguasaan ilmu ini bagi seorang yang selalu mengadakan komunikasi dengan orang lain.
Berikut adalah manfaat mempelajari psikologi perkembangan antara lain:
a.       Untuk memahami garis besar, pola umum perkembangan, dan pertumbuhan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.       Dapat munculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama anak-anak, remaja dengan penuh perhatian kepada mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c.       Dapat mengarahkan seseoarng untuk berbuat dan beprilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
d.      Khususnya bagi pendidik dapat memahami dan memberikan bimbingan kepada anak sesuai dengan taraf perkembangan anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya.[5]
Dalam psikologi perkembangan juga memiliki tiga tujuan yang sangat berguna.
a.       Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia usia tertentu.seperti orang tua dapat dibimbing dalam mengajari anak anak mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai keterampilan.dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak anak menguasai keterampilan tersebut pada usia usia tertentu dan bahwa penyesuaian diri mereka dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka berhasil melakukannya.
b.      Dalam member motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka.dan akhirnya,menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkatan perkembangan berikutnya.
c.       Penyesuaian diri kepada situasi baru selalu sulit dan selalu disertai dengan bermacam macam tingkat ketegangan emosional,tetapi,sebagaian besar kesulitan dan ketegangan ini dapat dihilankan kalau individu sadar akan apa yang terjadi kemudian dan secara bertahap mempersiapkan diri.anak anak yang menguasai keterampilan keterampilan social diperlukan untuk menghadapi kehidupan social remaja yang baru,akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lawan jenisnya  bila menginjak dewasa akan lebih mudah melewatkan masa peralihan kemasa pertengahan.dan tidak terlampau mengalami ketegangan kalau mereka secara bertahap menciptakan kegiatan kegiatan waktu sengang dengan berkurangnya tangung jawab sebagai orang tua.[6]

IV.             KESIMPULAN
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya.
Dalam psikologi perkembangan terdapat ruang lingkup atau objek yang dipelajari, yaitu meliputi perkembangan manusia dari masa dalam kandungan, anak bayi, anak kecil, anak sekolah, masa fueral, masa pra remaja, dan masa remaja serta masa dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa ruang lingkup psikologi perkembangan mencakup proses perubahan jiwa dan pertumbuhan jasmani manusia dari konsepsi sampai mati.
Manfaat mempelajari psikologi perkembangan memang sangat besar, terutama bagi orangtua dan guru sehinga dapat memberikan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan anak. Pengetahuan tentang psikologi perkembangan akan dapat menimbulkan kesadaran terhadap diri sendiri, sehingga dapat melaksanakn tugas-tugas perkembangan dengan baik.

V.                PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran daan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.  



[1] Akyas Azhari. Psikologi Umum & Psikologi perkembangan : Penerbit (PT Mizan Publika 2004)
[2] Irwanto, Psikologi Umum : (Jakarta PT Prenhalindo), Hlm, 35-36
[5] Abu Ahmadi, psikologi perkembangan, (PT Asdi Mahasatya : Jakarta, 2005), hlm; 23
[6] Hurlock, Elizabeth B. Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan : (Penerbit: Erlangga Terbit: Jakarta Tahun Terbit: 1998), hlm; 12

Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH INTEGRASI DAN KONFLIK SOSIAL


I.                   PENDAHULUAN

Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak menghalangi, atau mencampuri dalam beberapa hal membuat tujuan salah satu pihak lain kurang berhasil. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi, integrasi yang tidak terkontrol akan menghasilkan konflik.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang di maksud dengan integrasi dan konflik sosial ?
B.     Bagaimana bentuk-bentuk integrasi dan konflik sosial ?
C.     Apa saja faktor-faktor pengintegrasian ?
D.    Apa saja faktor-faktor konflik sosial ?

III.             PEMBAHASAN

A.    Pengertian integrasi dan konflik sosial
Integrasi berasal dari bahas Inggris “Integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi dimaknai sebagai proses penyelesaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang mempunyai keserasian fungsi.[1]
Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.



Ada tiga bentuk pengadilan konflik sosial yaitu :
a.       Konsilasi
b.      Mediasi
c.       Arbitrasi
Ketiga jenis pengendalian di atas memiliki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya ledakan-ledakan sosial dalam kekerasan.

Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya. Suatu konflik sosial atau pertikaian  di tandai dengan pertentangan anatar dua pihak yang mempunyai perbedaan-perbedaan dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola, dan perilaku.[2]
Pertentangan juga di tandai dengan keinginan menghancurkan pihak lawan. Terkadang konflik di warnai dengan kekerasan yang mengakibatkan kerusakan.
Kekerasan adalah konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud tindakan merusak.

B.     Bentu-bentuk integrasi dan konflik
1.      Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Kelurga
Di dalam kehidupan keluarga terdapat anggota keluarga yang antara anggota  satu dan yang lainnya memiliki peranan dan fungsi yang berbeda.

b.      Integrasi Kekerabatan
Hubungan sosial yang diikat oleh pertalian darah dan hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai, norma, kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota kekerabatan yang ada.

c.       Integrasi Asosiasi (perkumpulan)
merupakan proses sosial tahap lanjutan yang di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.

d.      Integrasi Masyarakat
Sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, bemukim dalam waktu yang relatif lama, dan didasari aturan hidup serta perasaan kesatuan identitas diantara para warganya.

e.       Integrasi Suku Bangsa
Golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal kebudayaan.

f.       Integrasi Bangsa
Kelopok manusia yang heterogen sifatnya tetapi memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen.[3]

2.      Bentuk-bentuk dari konflik sosial :
a.       Konflik Gender
Bersumber dari aspek status dan peranan manusia yang bersifat sosiaokultural yang dilihat dari jenis kelamin



b.      Konflik antar umat Agama
Dipicu oleh adanya perbedaan keyakinan dan atribut yang menjadikan segmentasi kelompok sosial yang berdiri sendiri

c.       Konflik antar Golongan
Konflik ini timbul karena didasari oleh suatu kelompok yang memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain, sehingga kelompok itu meras kebebasannya terenggut sehingga timbul perlawanan yang tidak pernah terjadi kesepakatan antara keduanya

d.      Konflik antar kelas sosial
Konflik yang bersifat vertikal: antara kelas sosial atas dan bawah, seperti buruh dan majikan.

e.       Konflik antar Negara
konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih, mereka memiliki perbedaan tujuan negara dan berupaya memaksakan kehendak negarannya kepada negara lain. Seperti palestina dan israel

f.       Konflik pribadi
Pertentangan yang terjadi antara orang per orangan.

g.      Konflik rasial
Pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.

h.      Konflik Golongan
Aspek ini biasanya didasari olek fanatisme terlalu berlebih kepada golongan sehingga menganggap kelompoknya paling benar.[4]


C.     Faktor-faktor pendorong integrasi
Faktor pendorong integrasi adalah :
1)      Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa, adat istiadat.

2)      Sakral
Ikatan ikatan religius yang dipercayai sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena di percayai sebagai wahyu ilahiah.

3)      Tokoh
Integrasi tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seseorang atau beberapa tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinanya yang bersifat karismatik.

4)      Bhineka Tunggal Ika
Sebagai pemersatu bangsa yang majemuk untuk mencapai integeritas suatu bangsa.

5)      Perkembangan Ekonomi
Aspek ini melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi yaitu menghasilkan barang dan jasa.

6)      Homogenitas kelompok
Yaitu integrasi sosial akan mudah kemajemukan suatu masyarakat itu kecil atau masyarakat berusaha untuk memperkecil keanekaragaman tersebut.

7)      Besar kecilnya kelompok
Yaitu kelompok-kelompokan mempercepat proses integrasi sosial dan biasanya melakukan hubungan-hubungan primer yang intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya akan semakin cepat terjadi.

8)      Mobilitas geografis
Yaitu penduduk yang datang keluar dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan keadaan sosial budaya di lingkungan yang baru merupakan proses integrasi.

9)      Efektifitas dan efesien komunikasi
Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan memepercepat integrasi sosial. Semakin intensif komunikasi dan integrasi yang di lakukan akan mendorong dan mempercepat integrasi.[5]

D.    Faktor-faktor konflik sosial
Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)      Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian perasaan yang berbeda-beda satu sama yang lainnya. Perbedaan individu di maksudkan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang terlibat di dalam suatu proses sosial.

2)      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Orang di besarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri, menghargai orang lain, bersahabat dan tidak individualis. Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai ukuran sesuai kebutuhan masyarkat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatngkan konflik sosial, sebab kriteria tentak baik buruk, sopan, pantas tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu fisik maupun non fisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran masing-masing yang di dasrkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.

3)      Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antar kelompok dengan individu.

4)      Perubhan-perubahan nilai yang cepat
Perubhan nilai terjadi setiap masyarakat. Artinya nilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan. Perubahan adalah suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai satu kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.[6]


IV.             KESIMPULAN

v Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.
v Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya.
v Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Keluarga
b.      Integrasi Kekerabatan
c.       Integrasi Asosiasi
d.      Integrasi Masyarakat
e.       Integrasi Suku Bangsa
f.       Integrasi Bangsa
v Bentuk konflik sosial
a.       Konflik Gender
b.      Konflik Rasial Antar Suku
c.       Konflik Antar Umat Agama
d.      Konflik Antar Golongan
e.       Konflik Kepentingan
f.       Konflik Antar Pribadi
g.      Konflik antar kelas sosial
h.      Konflik Antar Negara
v Faktor pendorong integrasi adalah :
1)    Primordial
2)    Sakral
3)    Tokoh
4)    Bhineka tunggal ika
5)    Perkembangan Ekonomi
6)    Homogenitas kelompok
7)    Besar kecilnya kelompok
8)    Mobilitas geografis
9)    Efektifitas dan efesien komunikasi
v Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)   Perbedaan individu
2)   Perbedaan latar belakang kebudayaan
3)   Perbedaan kepentingan
4)   Perubhan-perubahan nilai yang cepat


V.                PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan  kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih



[2] M, Idianto. Sosiologi. Jakrta. Erlangga. 2005
[3] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 389-381.

[5] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 392-396.

[6] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 361-362.