Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH INTEGRASI DAN KONFLIK SOSIAL


I.                   PENDAHULUAN

Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak menghalangi, atau mencampuri dalam beberapa hal membuat tujuan salah satu pihak lain kurang berhasil. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi, integrasi yang tidak terkontrol akan menghasilkan konflik.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang di maksud dengan integrasi dan konflik sosial ?
B.     Bagaimana bentuk-bentuk integrasi dan konflik sosial ?
C.     Apa saja faktor-faktor pengintegrasian ?
D.    Apa saja faktor-faktor konflik sosial ?

III.             PEMBAHASAN

A.    Pengertian integrasi dan konflik sosial
Integrasi berasal dari bahas Inggris “Integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi dimaknai sebagai proses penyelesaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang mempunyai keserasian fungsi.[1]
Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.



Ada tiga bentuk pengadilan konflik sosial yaitu :
a.       Konsilasi
b.      Mediasi
c.       Arbitrasi
Ketiga jenis pengendalian di atas memiliki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya ledakan-ledakan sosial dalam kekerasan.

Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya. Suatu konflik sosial atau pertikaian  di tandai dengan pertentangan anatar dua pihak yang mempunyai perbedaan-perbedaan dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola, dan perilaku.[2]
Pertentangan juga di tandai dengan keinginan menghancurkan pihak lawan. Terkadang konflik di warnai dengan kekerasan yang mengakibatkan kerusakan.
Kekerasan adalah konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud tindakan merusak.

B.     Bentu-bentuk integrasi dan konflik
1.      Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Kelurga
Di dalam kehidupan keluarga terdapat anggota keluarga yang antara anggota  satu dan yang lainnya memiliki peranan dan fungsi yang berbeda.

b.      Integrasi Kekerabatan
Hubungan sosial yang diikat oleh pertalian darah dan hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai, norma, kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota kekerabatan yang ada.

c.       Integrasi Asosiasi (perkumpulan)
merupakan proses sosial tahap lanjutan yang di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.

d.      Integrasi Masyarakat
Sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, bemukim dalam waktu yang relatif lama, dan didasari aturan hidup serta perasaan kesatuan identitas diantara para warganya.

e.       Integrasi Suku Bangsa
Golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal kebudayaan.

f.       Integrasi Bangsa
Kelopok manusia yang heterogen sifatnya tetapi memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen.[3]

2.      Bentuk-bentuk dari konflik sosial :
a.       Konflik Gender
Bersumber dari aspek status dan peranan manusia yang bersifat sosiaokultural yang dilihat dari jenis kelamin



b.      Konflik antar umat Agama
Dipicu oleh adanya perbedaan keyakinan dan atribut yang menjadikan segmentasi kelompok sosial yang berdiri sendiri

c.       Konflik antar Golongan
Konflik ini timbul karena didasari oleh suatu kelompok yang memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain, sehingga kelompok itu meras kebebasannya terenggut sehingga timbul perlawanan yang tidak pernah terjadi kesepakatan antara keduanya

d.      Konflik antar kelas sosial
Konflik yang bersifat vertikal: antara kelas sosial atas dan bawah, seperti buruh dan majikan.

e.       Konflik antar Negara
konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih, mereka memiliki perbedaan tujuan negara dan berupaya memaksakan kehendak negarannya kepada negara lain. Seperti palestina dan israel

f.       Konflik pribadi
Pertentangan yang terjadi antara orang per orangan.

g.      Konflik rasial
Pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.

h.      Konflik Golongan
Aspek ini biasanya didasari olek fanatisme terlalu berlebih kepada golongan sehingga menganggap kelompoknya paling benar.[4]


C.     Faktor-faktor pendorong integrasi
Faktor pendorong integrasi adalah :
1)      Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa, adat istiadat.

2)      Sakral
Ikatan ikatan religius yang dipercayai sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena di percayai sebagai wahyu ilahiah.

3)      Tokoh
Integrasi tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seseorang atau beberapa tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinanya yang bersifat karismatik.

4)      Bhineka Tunggal Ika
Sebagai pemersatu bangsa yang majemuk untuk mencapai integeritas suatu bangsa.

5)      Perkembangan Ekonomi
Aspek ini melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi yaitu menghasilkan barang dan jasa.

6)      Homogenitas kelompok
Yaitu integrasi sosial akan mudah kemajemukan suatu masyarakat itu kecil atau masyarakat berusaha untuk memperkecil keanekaragaman tersebut.

7)      Besar kecilnya kelompok
Yaitu kelompok-kelompokan mempercepat proses integrasi sosial dan biasanya melakukan hubungan-hubungan primer yang intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya akan semakin cepat terjadi.

8)      Mobilitas geografis
Yaitu penduduk yang datang keluar dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan keadaan sosial budaya di lingkungan yang baru merupakan proses integrasi.

9)      Efektifitas dan efesien komunikasi
Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan memepercepat integrasi sosial. Semakin intensif komunikasi dan integrasi yang di lakukan akan mendorong dan mempercepat integrasi.[5]

D.    Faktor-faktor konflik sosial
Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)      Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian perasaan yang berbeda-beda satu sama yang lainnya. Perbedaan individu di maksudkan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang terlibat di dalam suatu proses sosial.

2)      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Orang di besarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri, menghargai orang lain, bersahabat dan tidak individualis. Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai ukuran sesuai kebutuhan masyarkat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatngkan konflik sosial, sebab kriteria tentak baik buruk, sopan, pantas tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu fisik maupun non fisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran masing-masing yang di dasrkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.

3)      Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antar kelompok dengan individu.

4)      Perubhan-perubahan nilai yang cepat
Perubhan nilai terjadi setiap masyarakat. Artinya nilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan. Perubahan adalah suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai satu kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.[6]


IV.             KESIMPULAN

v Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.
v Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya.
v Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Keluarga
b.      Integrasi Kekerabatan
c.       Integrasi Asosiasi
d.      Integrasi Masyarakat
e.       Integrasi Suku Bangsa
f.       Integrasi Bangsa
v Bentuk konflik sosial
a.       Konflik Gender
b.      Konflik Rasial Antar Suku
c.       Konflik Antar Umat Agama
d.      Konflik Antar Golongan
e.       Konflik Kepentingan
f.       Konflik Antar Pribadi
g.      Konflik antar kelas sosial
h.      Konflik Antar Negara
v Faktor pendorong integrasi adalah :
1)    Primordial
2)    Sakral
3)    Tokoh
4)    Bhineka tunggal ika
5)    Perkembangan Ekonomi
6)    Homogenitas kelompok
7)    Besar kecilnya kelompok
8)    Mobilitas geografis
9)    Efektifitas dan efesien komunikasi
v Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)   Perbedaan individu
2)   Perbedaan latar belakang kebudayaan
3)   Perbedaan kepentingan
4)   Perubhan-perubahan nilai yang cepat


V.                PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan  kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih



[2] M, Idianto. Sosiologi. Jakrta. Erlangga. 2005
[3] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 389-381.

[5] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 392-396.

[6] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 361-362.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar