I.
PENDAHULUAN
Utsman bin Affan, salah satu shahabat Nabi
Muhammad dan dikenal sebagai khalifah Rasulullah yang ketiga. Pada masa
Rasulullah masih hidup, Utsman terpilih sebagai salah satu sekretaris
Rasulullah sekaligus masuk dalam Tim penulis wahyu yang turun dan pada masa
Kekhalifahannya Al Quran dibukukan secara tertib.
Kekerabatan Utsman dengan Muhammad Rasulullah bertemu
pada urutan silsilah ‘Abdu Manaf, Rasulullah berasal dari Bani Hasyim
sedangkan Utsman dari kalangan Bani Ummayah. Antara Bani Hasyim dan Bani
Ummayah sejak jauh sebelum masa kenabian Muhammad, dikenal sebagai dua suku
yang saling bermusuhan dan terlibat dalam persaingan sengit dalam setiap aspek
kehidupan. Maka tidak heran jika proses masuk Islamnya Utsman bin Affan
dianggap merupakan hal yang luar biasa, populis, dan sekaligus heroik.[1]
Usman Bin Affan adalah termasuk saudagar besar dan kaya dan sangat pemurah
menafkahkan kekayaannya untuk kepentingan umat islam. Usman dianggap menjadi
Kholifah hasil dari pemilihan panitia enam yang ditunjuk oleh Kholifah Umar bin
Khattab menjelang beliau akan meninggal.
Ustman bin Affan wafat pada usia 82 tahun, meninggalnya karena tikaman
pedang Humran bin Sudan, saat beliau membaca Al-Qur'an. yang tidak puas hati
dengan pemerintahannya Ustman.[2]
II.
RUMUSAN MASALAH
a.
Siapakah
Ustman Bin Affan ?
b.
Bagaimana
sejarah pengangkatan Ustman Bin Affan ?
c.
Apa saja prestasi Utsman Bin Affan?
d.
Bagaimana
peristiwa terbunuhnya Ustman Bin Affan ?
III.
PEMBAHASAN
A. Biografi Utsman bin Affan
Utsman adalah
seorang yang rupawan, lemah lembut, mempunyai jenggot yang lebat, berperawakan
sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang, berabut lebat,
bentuk mulut bagus yang berwarna sawo matang.[3]
Pada masa jahiliyah ia disebut dengn nama panggilan Abu Amr. Setelah masa
Islam, ia lebih sering dipanggil Abu
Abdullah yang diambil dari nama putranya dari Ruqayah binti Rasulullah, ada
juga yang bilang pada masa jhiliyah ia sering dipanggil Abu Layla, karena kelembutan dan keramahannya kepada sesame.[4]
Utsman bin
Affan lahir pada tahun 574 M. ia merupakan keturunan dari Bani Umayyah. Nama
lengkapnya adalah Utsman bin Affan
Al-Amawi Al-Qoarisyi. Ibunya bernama Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Abu Bakar
adalah orang yang telah mengajak untuk masuk Islam, dan iapun menerima ajakan tersebut. Ia termasuk
golongan Assabiqunal Awwalun (golongan pertama yang masuk Islam) hingga
Rasulullah dapat menggambarkan bahwa Utsman bin Affan merupakan seseorang yang
memiliki pribadi yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin.
Setelah dewasa
ia menikahi putrid Rasulullah, Sayyidah Ruqayah r.a. dan ketika Ruqayah
meninggal dunia karena sakit yang dideritanya, Rasulullah menikahkan Utsman
kepada putrinya yang lain, Ummu Kultsum r.a. usia pernikahan Utsman dengan Ummu
Kultsum pun tidak berlangsung lama, seakan-akan Utsman bin Affan memang
disiapkan untuk terus-menerus menghadapi kesedihan. Pada tahunkesembilan
hijriyah, Allah memanggil Ummu Kultsum ke haribaannya. Selama hidupnya, Utsman
pernah menikah dengan delapan wanita. Dari pernikahan itu ia dikaruniai
Sembilan putra dan enam putri.[5]
Oleh sebab itu, ia mendapat julukan Dzunnurain
yang berarti yang mendapat dua cahaya. Julukan ini didapatkannya karena beliau
menikahi puteri kedua dan ketiga Rasulullah saw. Yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum.
Ketika wafat,
Utsman bin Affan meniggalkan 3 orang istri, yaitu Ummu al-Banin, Fakhitah dan
Nailah. Ketiga anaknya yang meninggal ketika masih kecil adalah: Abdullah,
Abdullah Tsani, dan Abdul Malik. Sedangkan yang lain telap hidup, yaitu: Amr,
Khalid, Ibban, Umar, al-Walid, dan Said. Anak-anaknya yang lain tidak begitu
berpengaruh dengan sejarah.[6]
B.
Sejarah kepemimpinan Utsman bin Affan
Sebelum meninggal, Umar telah menunjuk enam
anggota dewan syura untuk memusyawarahkan pemerintahan khalifah sepeninggalnya.
Ia berwasiat agar setelahnya dipilih dari enam calon tersebut. Mereka adalah
Utsmn bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin ABi Waqqash,
Zubair bin Awwam dan Thalhal bin Ubaidillah. Mereka diminta berkumpul disebuah
rumah dipandu oleh Abdullah bin Umar yang tidak termasuk anggota dewan .[7]
mereka disana saling mmengutarakan pilihannya masing-masing dengan berbagai pro
dan kontra disetiap yang mereka pilih.
Musyawarah tidak mencapai kata sepakat karena
dua sahabat terpilih sama-sama tidak mau mengajukan dirinya untuk dibaiat.
Selama masa penetapan itu Abdurrahman bin Auf berkeliling meminta pendapat para
sahabat terkemuka, para pemimpin pasukan, para pendatang di Madinah, termasuk
juga kepada kaum wanita, anak-anak dan para budak. Ternyata kebanyakan memilih
Utsman.[8]
Dalam riwayat lain disebutkn bahwa Abdurrahman
ibn Auf berkata kepada Ali sambil memegang tangannya, “Engkau punya hubungan
kerabat dengan Rasulullah dan sebagaimana diketahui, engkau lebih dahulu masuk
Islam. Demi Allah, jika aku memilihmu, engkau mesti berbuat adil. Dan jika aku
memilih Utsman, engkau mesti patuh dan taat”. Kemudian ibn Auf menyampaikan hal
yang sama kepada lima sahabat lainnya.[9]
Dan pada akhirnya utsmanlah yang menjadi khalifah selanjutnya dan iapun
menerima pembaiatan yang dilakukan oleh Abdurrahman.
C.
Prestasi Utsman bin Affan
1.
Berbagai Ekspansi
yang dilakukan pada Masa Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan Utsman ibn Affan, ia
menaklukan berbagai wilayah, yang diantaranya yaitu: Persia, Azerbeijan Syria,
Qabrash, dan afrika. Dalam berbagai ekspansi yang dilakukan pada masa
pemerintahan Utsman ibn Affan memuncukan berbagai perbedaan dalam qiraah
Al-Qur’an yang pada dasarnya setiap daerah memiliki dialek bahasa tersendiri,
dan setiap kelompok umat islam mengikuti qiraah para sahabat terkemuka. Seiring
perubahan zaman dan perbedaan latar belakang social budaya masyarakat islam,
persoalan itu semakin meruncing dan berujung pada persoalan akidah akiat dari
perbedaan gaya da qiraah Al-Qur’an.
2.
Kodifikasi
Al-Qur’an
Karena berbagai persoalan yang muncul, pada
akhirnya mendorong Utsman untuk berijtihad melakukan sesuatu hal yang
benar-benar baru. Pada akhir 24 H dan awal 25 H. Utsman mengumpulkan para
sahabat dan empat oang diantar mereka untuk menyusun mushaf yang akan menjadi
rujukan semua umat Islam. Panitia kodifiksiitu bekerja sangat cermat dan
hati-hati. Mereka menghimpun berbagai qirah yang ada ditengah umat kemudian
memilih salah satunya yang dianggap palig percaya.
Kodifikasi yang pertama berlangsung pada masa
Nabi Muhammad namun terbatas pada penulisan ayat, dan peletakannya pada tempat
tertentu.ayat-ayat itu ditulisan pada berbagai media, seperti lempengan batu,
tulang pipih, pelepah kurma dan media-media lainnya yang didapatkan oleh para
sahabat.
Kodifikasi kedua dilakukan oleh Abu Bakar
al-Shiddiq atas usulan beberapa sahabat, terutama Umar ibn Khattab, yang
menghawatirkan kepunahan Al-Qur’an karena banyaknya para penghafal al-Qur’an
yang terbunuh di medan perang.
Kodifikasi terakhir dilakukan pada masa Utsman
ibn Affan yang dilakukan melalui beberapa tahapan. Panitia mengumpulkan semua
lembaran Al-Qur’an yang dimiiki para sahabat dan menjadikan mushaf yang
disimpan oleh Hafshah sebagai rujukan.
D. Peristiwa Terbunuhnya Ustman Bin Affan
Ustman bin Affan telah menegaskan agar semua orang yang ada di
dalam rumah beliau agar kembali ke rumah mereka masing-masing maka mereka pun
pergi. Di saat tidak ada lagi orang yang bersama beliau kecuali keluarganya,
para pembrontak masuk ke dalam rumah melalui pintu dan jendela. Lalu Ustman
memulai mengejarkan shalat dan membaca surat Thaha denagan bacaan yang cepat
sehingga beliau menyelesaikan bacaannya. Sementara orang-orang sedang berusaha
masuk sehingga pintu dan atap tempat beliau terbakar. Mereka khawatir jika api
menjelar ke Baitul Mal. Setelah Ustman
menyelesaikan sholatnya, beliau duduk sambil memegang mushaf lalu
membaca Al-Qur’an pada ayat,
ٱلَّذِينَ
قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ
فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ ١٧٣
“(Yaitu)
orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (Ali Imran:173)[10]
Orang yang pertama masuk adalah seseorang lelaki yang bernama
al-Mautul Aswad lalu ia mencekik Ustman bin Affan dengan sekuat-kuatnya
sehingga beliau terjatuh pingsan dan nafas beliau tersengal-sengal di dada.
Lalu ia tinggalkan karena mengira Ustman telah terbunuh. Kemudian masuklah Ibnu
Abu Bakar lalu ia memegang janggutnya dan tiba-tiba ia menyesal dan keluar.
Lalu masuk yang lain dan menebasnya dengan pedang. Dikatakan bahwa orang
tersebut memenggalnya sampai putus dan yang lain mengatakan bahwa memenggalnya
namun tidak putus. Hanya Ustman berkata, “Demi Allah inilal tangan pertama yang
membunuhnya”
Kemudian datang yang lain sambil menghunus pedang lalu dihadang
oleh Nailah binti al-Farafishah dengan pedang lantas pendang tersebut di rebut
oleh lelaki tersebut sehingga jemari Nailah putus. Kemudian lelaki tersebut
mendekati Ustman lalu menikamkan perut beliau. Lelaki tersebut bernama Saudan
bin Humran. Lalu seorang pembantu Ustman datang dan membunuh Saudan dan
pembantu tersebut di bunuh orang lain yang bernama Qutairah.
Kemudian para pembrontak tersebut mengalihkan perhatian kepada
harta yang ada di dalam rumah tersebut. Seseorang diantara mereka berteriak,
“jika darahnya halal berarti hartanya juga halal.” Maka yang lain mulai
tertarik dengan hal tersebut, lalu mereka kunci ruangan Ustman itu beserta
korban yang ada di dalamnya. Ketika mereka masuk ke ruangan tengah, Qutairah di
cegat oleh pembantu Ustman lalu mebunuhnya dan yang lain menjarah apa saja yang
mereka temui sampai-sampai seseorang yang bernama Katsum at-Tujaiby menjarah
baju-baju Nailah namun pembantu Ustman sigap membunuhnya dan pembantu tersebut
pun ikut tewas.
Kemudian seseorang berteriak, “pergilah ke Baitul Mal jangan sampai
kalian ketinggalan.” Hal tersebut didengar oleh para penjaga Baitul Mal lalu
mereka berkata, “ayo menghindar! Mereka sedang haus harta dunia.” Maka
pembrontak tersebut menyerbu dan orang-orang Khawarij menjarah harta
Baitu Mal yang jumlahnya sangat banyak.[11]
IV.
KESIMPULAN
Utsman bin Affan lahir pada tahun 574 M. ia merupakan keturunan
dari Bani Umayyah. Nama lengkapnya adalah Utsman
bin Affan Al-Amawi Al-Qoarisyi. Ibunya bernama Arwa binti Kuriz bin Rabiah.
Abu Bakar adalah orang yang telah mengajak untuk masuk Islam, dan iapun menerima ajakan tersebut. Ia termasuk
golongan Assabiqunal Awwalun
Sebelum
meninggal, Umar telah menunjuk enam anggota dewan syura untuk memusyawarahkan
pemerintahan khalifah sepeninggalnya. Ia berwasiat agar setelahnya dipilih dari
enam calon tersebut. Mereka adalah Utsmn bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
Abdurrahman bin Auf, Sa’d bin ABi Waqqash, Zubair bin Awwam dan Thalhal bin
Ubaidillah. Mereka diminta berkumpul disebuah rumah dipandu oleh Abdullah bin
Umar yang tidak termasuk anggota dewan .[12]
mereka disana saling mmengutarakan pilihannya masing-masing dengan berbagai pro
dan kontra disetiap yang mereka pilih
V.
PENUTUP
Semoga
makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah
ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan
yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih
[1]http://evifitriyeni-sejarahdakwah.blogspot.co.id/ Di akses pada tanggal 27 Oktober 2015, pukul 14.40
[2]http://fajrifasri.blogspot.co.id/2015/01/dakwah-pada-masa-khulafaur-rasyidin.htmlDi akses pada tanggal 27 Oktober 2015, pukul 14.45
[3]
Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wan Nihayah Masa
Khalifah’ur Rasyidin, (Jakarta: PT. Darul Haq, 2004) hlm. 319
[4]
Musthafa Murad, Kisah Hidup Utsman ibn
Affan, (Jakarta: PT. Zamar, 2007), hlm. 13
[5]
Musthafa Murad…, hlm. 55-56
[6]
Musthafa Murad…, hlm. 56
[7]
Musthafa Murad…, hlm. 58
[8]
Musthafa Murad…, hlm. 60
[9]
Musthafa Murad…, hlm. 61
[11]
Ibnu Katsir, AL Bidayah Wan Nihayah, Darul Haq, Jakarta: 2005, hlm.
390-391
[12]
Musthafa Murad…, hlm. 58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar