I.
PENDAHULUAN
Sikap merupakan
masalah yang penting dan menarik dalam lapangan psikologi, khususnya psikologi
social. Bahkan ada sementara ahli yang berpendapat bahwa psikologi social
menempatkan masa lagi sikap sebagai problem sentralnya. Seperti yang dikemukakan
oleh Krech dan Crutchfield.
“As We have
already indicated, attitudes lie behind many of the significant and dramatic
instances of man’s behavior. It is for this reason that many psychologists
regard the study of attitude as the central problem of social psychology”.
Pendapat tersebut
kiranya cukup beralasan bila dilihat dari segi pentingnya masalah sikap dikaitkan
dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap yang
ada pada seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan
orang yang bersangkutan. Dengan mengetahui sikap seseorang orang dapat menduga bagaimana
respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap sesuatu
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui sikap seseorang,
orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang
yang bersangkutan. Keadaan ini menggambarkan hubungan sikap dengan perilaku.[1]
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa yang dimaksud dengan sikap?
B.
Bagaimana struktur sikap?
C.
Bagaimana ciri-ciri sikap?
D.
Bagaimana proses pembentukan dan pengubahan sikap?
E.
Apa perbedaan antara sikap dan perilaku?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sikap
Istilah sikap
yang dalam bahasa Inggris disebut “attitude” pertama kali digunakan oleh
Herbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukkan suatu
status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini
dalam suatu eksperimen laboratorium. Kemudian konsep sikap secara popular
digunakan oleh para ahl sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi,
perhatian terhadap sikap berakar pada alasan perbedaan individual.[2]
Beberapa Definisi Tentang Sikap
1.
L.L. thurstone (1946)
Sikap
sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negative yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi disini meliputi: symbol,
kata-kata, slogan, oran, lembaga, ide, dan sebagainya.
2.
Zimbardo dan Ebbesen
Sikap
adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, idea
tau obyek yang berisi komponen-komponen kognitif, afektif, dan behavior.
3.
D. Krech and RS. Crutchfield
Sikap
adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi atau
pengamatan atau suatu aspek dari kehidupan individu.
4. John H. Harvey
dan William P. Smith
Kesiapa merespon secara konsisten dalam bentuk
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
5. Gerungan
Pengertian attitude dapat diterjemahkan denga kata
sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap
perasaan, tetapi sikap mana yang disertai oleh kecenderungan untuk bertindak
sesuai dengan sikap terhadap obyek tersebut. Jadi attitude itu lbih
diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.
Meskipun
ada beberapa perbedaan pengertian tentang sikap, namun ada beberapa cirri yang
dapat disetujui. Sebagian ahli dan peneliti sikap setuju bahwa sikap adalah
predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam intensitasnya,
biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya
hampir selalu kompleks. Sehubungan dengan itu pula penulis cenderung untuk
mengemukakan pengertian sikap sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespon
yang sifatnya positif atau negative terhadap obyek atau situasi secara
konsisten.
Demikianlah,
sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku. Sejumlah
tingkah laku dapat merupakan cerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.[3]
B.
Struktur Sikap
Sikap
mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap:
1.
Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)
Yaitu
komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
2.
Komponen Afektif (Komponen Emosional)
Yaitu
komponen yang berhubungan dengan rasa senang terhadap objeks ikap. Rasa senang merupakan
hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen
ini menunjukan arah sikap, yaitu positif dan negative.
3.
Komponen Konatif (komponen Perilaku)
Yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen
ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecendrungan bertindak
atau berperilaku seorang terhada pobjek sikap.[4]
C.
Ciri-ciri Sikap
Menurut
Bimo Walgito ada beberapa cirri dari sikap, yaitu sebagai berikut:
1.
Sikap tidak dibawa orang sejak Ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya
dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat,
dll. Penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya, dan yang
terdapat padanya sejak dilahirkan.
2.
Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang
atau sebaliknya, sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat berubah pada sesorang
bilater dapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya
sikap pada orang itu.
3.
Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu
terhadap suatu objek, dengan kata lain sikap terbentuk, dipelajari, atau berubah
senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
4.
Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi, sikap dapat berkaitan dengan suatu objek saja
tetapi juga berkaitan dengan sederetan objek yang serupa.
5.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah
yang membeda-bedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
Pengetahuan
mengenai suatu objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja
belum menjadi penggerak, sebagaimana pada sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek
baru menjadi sikap terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu. Sikap mempunyai
segi motivasi, berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan. Sikap dapat merupakan
suatu pengetahuan, tetapipengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak
sesuai dengan pengetahuan itu.
Dalam
hal ini sikap juga berbeda dari kebiasaan tingkahlaku. Kebiasaan tingkah laku itu
hanya merupakan kelangsungan tingkah laku yang otomatis berlangsung dengan sendirinya
dan yang bermaksud untuk melancarkan atau mempermudah hidup saja. Akan tetapi sebaliknya
mungkin sekali bahwa adanya sikap itu dinyatakan oleh kebiasaan tingkah laku tertentu.
Terdapat
perbedaan anatara sikap individual dan sikap sosial, bahwa sikap social itu dimiliki
oleh sekelompok orang. Sedangkan sikap social dinyatakan oleh tingkah laku khas
yang berulang-ulang dilakukan terhadap objek sosial. Untuk sekedar lebih jelas lagi
bagaimana rupa sikap sosial yang dilakukan oleh tingkah laku berulang-ulang itu
dimisalkan beberapa contoh, suatu kelompok dapat memiliki sikap sosial yang
dapat dirumuskan sebagai berikut: “kau harus menghormati benderamu” atau “kau harus
menjadi seorang anggota kelompok yang baik” atau “kau harus solider terhadap kawan-kawanmu
sekelompok ditengah kesulitan yang dihadapi kelompok” dst. Sikap tersebut menyatakan
dirinya didalam tindakan-tindakan anggotanya.
D.
Proses Pembentukan dan Pengubahan Sikap
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatusi kap banyak dipengaruhi
oleh lingkungan social dan kebudayaan, seperti keluarga, norma, golongan agama,
dan adat istiadat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk sikap seseorang.
Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Akan tetapi, tidak berarti bahwa orang
yang diam saja tidak bersikap. Ia bersikap juga, hanya bentuknya diam.[5]
1.
Pembentukan Sikap
Pembentukan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan
saja. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan
dengan objek tertentu. Interaksi social didalam kelompok maupun diluar kelompok
dapat mengubah atau membentuk attitude yang baru. Yang dimaksudkan interaksi diluar
kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan manusia yang sampai kepadanya
melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televise, buku dan risalah.[6]
2.
Pengubahan Sikap
Sikap seseorang tidak selamanya tetap, dapat berkembang ketika mendapat
pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan. Sikap
seseorang dapat dibentuk ataupun diubah melalui beberapa cara antara lain
sebagai berikut :
a)
Adopsi
Kejadian
dan peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus secara bertahap
diserap dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.
b)
Diferensiasi
Karena
adanya perkembangan pengalaman, inteligensi, dan pengetahuan, ada hal yang
semula dianggap sejenis, kini dianggap tersendiri dan lepas dari jenisnya (yang
sudah dikelompokkan terdahulu). Objek tersebut dapat terbentuk pula sikap sendiri.
c)
Integrasi
Pembentukan
sikap terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berkaitan dengan suatu halter tentu sehingga terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
d)
Trauma
Trauma
adalah pengalaman yang tiba-tiba dan mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam
pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan
terbentuknya sikap.
e)
Generalisasi
Pengalaman
traumatik yang dialami seseorang pada beberapa hal tertentu dapat menimbulkan sikap
negative pada semua hal yang sejenis.[7]
E.
Perbedaan antara Sikap danPerilaku
1. Sikap
Menurut
Sarlito Warawan Sarwono, dalam bukunya Psikologi social: sikap merupakan salah
satu pokok bahasan yang penting dalam psikologi social, para pakar tidak selalu
sepakat tentang definisinya.
Attitude
is a favourable or unfavourable evaluative reaction to ward something or
someone, exhibited in one’s belief. Feeling or intended behavior (Myers,1996). Myers menyatakan bahwa
sikap dalah suatu reaksi nilai yang bisa disukai atau tidak disukai untuk
melindungi sesuatu atau seseorang, ditunjukkan dalam perasaan atau keinginan
bersikap.
An
attitude is a disposition to respond favourably or
unfavourably to an object, person, institution or event (Azjen, 1998). Sedangkan Azjen
menyatakan sebuah sikap adalah sebuah kecenderungan untuk merespon secara suka
atau tidak suka kepada sebuah objek, orang, lembaga atau kejadian.
Attitude
is a psichologycal tendency that is expressed by
evaluating a particular entity with some degree of favour or disfavor (Eagly and Chaiken, 1997).mereka
berpendapat bahwa sikap adalah sebuah kecenderungan psikologi yang
diekspresikan dengan penilaian sebuah identitas tertentu dengan beberapa
tingkatan yang disukai atau tidak disukai.
Dari
definisi-definisi tersebut, tampak bahwa meskipun ada perbedaan, semua
sependapat bahwa cirri khas dari sikap adalah:
§ Mempunyai objek
tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda, dan sebagainya)
§ Mengandung
penilaian (setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka).
Ada tiga macam
sikap, yaitu:
a. Negatif: isi
ajaran dan penganutnya tidak diharga. Isi ajaran dan penganutnya hanya
dibiarkan saja karena dalam keadaan terpaksa. Contoh: PKI atau orang-orag yang
beraliran komunis di Indonesia pada zman Indonesia baru merdeka.
b. Positif: isi
ajarannya ditolak namun penganutnya diterima dan dihargai. Contoh: anda
beragama islam wajib menolak agama lain didasari pada keyakinan pada ajaran
agama anda, tetapi penganutnya atau manusianya anda hargai.
c. Ekumenis: isi
ajaran dan agamanya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat
unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk
memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Contoh: anda dengan teman anda
sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.
2. Perilaku
Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tinkah laku manusia atau human behavior. Bentuk
tingkah laku manusia adalah segala aktivitas, perbuatan dan penampilan diri
sepanjang hidupnya. Bentuk tigkahlaku manusia adalah aktivitas individu
denganrelasinya dalam lingkunganny behavior (tingkah laku) adalah reaksi
total,motor dan kelenjar yang digerakkan sewaktu organisme kepada sesuatu
situasi yang dihadap (Veithzal Rivai, kepemimpinan dan perilaku organisasi).
Setelah lama membangun teori dan dilakukan
penelitian, yang disepakati bahwa perilaku adalah:
Perilaku
adalah akibat. Contoh: seorang yang akan dipecatdari perusahaan akan bekerja
keras mencari lowongan kerja untuk mempertahaankan hidupnya.
Perilaku
diarahkan oleh tujuan. Contoh: seorang manajer yang melihat tingkah efektifitas
kerja bawahanya rendah karena pendidikannya yang rendah maka diperlukan
pelatihan atau kursus untuk meningkatkan produktifitasnya.
Perilaku
yang diamati bisa diukur. Contoh: membuat laporan, membuat program.
Perilaku
yang idak dapat secara langsung diamati. Contoh: berpikir.
Perilaku
dimotivasi atau didorong. Contoh: seseorang akan termotivasi dengan adanya
sesuatu yang lebih baik.
Jadi
dapat kita simpulkan bahwa perilaku menghasilkan sikap dalam arti kata perilaku
adalah sesuatu sifat yang ada dalam diri kita yang melahirkan sikap.[8]
IV.
KESIMPULAN
Sikap merupakan
masalah yang penting dan menarik dalam lapangan psikologi, khususnya psikologi
social. Bahkan ada sementara ahli yang berpendapat bahwa psikologi social
menempatkan masa lagi sikap sebagai problem sentralnya. Dan sikap adalah konsep yang membantu kita
untuk memahami tingkah laku. Sejumlah tingkah laku dapat merupakan cerminan
atau manifestasi dari sikap yang sama.
Sikap memiliki
tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu: Komponen Kognitif (Komponen
Perseptual), Komponen Afektif (Komponen Emosional), Komponen Konatif (komponen
Perilaku). Selain itu sikap juga memiliki beberapa cirri-ciri, diantaranya: Sikap
tidak dibawa orang sejak Ia dilahirkan, Sikap dapat berubah-ubah, Sikap tidak berdiri
sendiri, Objek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, Sikap mempunyai segi-segi
motivasi dan segi-segi perasaan.
Proses
pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja.
Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkaitan dengan
objek tertentu. Interaksi social didalam kelompok maupun diluar kelompok dapat mengubah
atau membentuk sikap yang baru. Sikap seseorang dapat dibentuk ataupun diubah
melalui beberapa cara antara lain sebagai berikut: Adopsi, Diferensiasi, Integrasi,
Trauma, dan Generalisasi
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah
yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita
semua. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Untuk itu kritik dan
saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih
[1]BimoWalgito,
PsikologiSosialSuatuPengantar, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta), 1990, hal.
107-108
[2] Abu Ahmadi, dkk, PSIKOLOGI
SOSIAL, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA)
1999, cet. 2, hlm. 161
[3] Abu Ahmadi, dkk, PSIKOLOGI
SOSIAL… hlm. 163-164
[4]BimoWalgito,
Psikologi Sosial suatu Pengantar, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta), 1978,
hal. 111
[5]BambangSamsulArifin,
PsikologiSosial, (Bandung: PustakaSetia), 2015, hal. 133
[6]Gerungan,
PsikologiSosial,(Bandung: Dipl. Psych), 1964, hal. 160-169
[8] https://www.nurkhairat.blogspot.co.id/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html?m=1
diunduh pada 29-03-2016 pukul 22:03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar