Senin, 05 Desember 2016

Ceramah Tentang Pendapat Pacaran

Nama               : M. Zidni Ilma
NIM                : 1401016077
Fak/Jur : FDK/BPI-C

Ceramah Tentang Pendapat Pacaran
Assalamu’alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ
 Segala puji bagi Allah, kepada-Nya kita meminta pertolongan atas urusan-urusan duniawi dan agama, teriring doa serta keselamatan semoga tercurah atas Rasul yang termulia, ialah Nabi kita – shallallahu ‘alaihi wa salam-  dan keluarganya, para sahabat, para tabi’in, dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Pacaran. Apa sebenarnya pacaran itu? Setujukah kalian dengan pacaran? Jangan dulu dijawab sebelum kalian mendengar ceramah yang saya sampaikan.
Perdebatan pacaran masih saja terus terjadi disemua kalangan, baik secara tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, maupun masyarakat pada umumnya.
Perlu kita ketahui, bahwa pacaran itu tidak selamanya baik ataupun buruk. Menurut saya pribadi, pacaran itu adalah suatu status dari sebuah hubungan antar insan manusia yang didalamnya telah ada suatu komitmen atau tujuan bersama yang kelak harus bisa terwujud dan dijalani bersama. Pengertian pacaran itu bias disetujui manakala memang itu yang saat ini benar benar dilakukan oleh insan manusia sebgai perwujudan perasaan mereka kepada lawan jenisnya.
Pacaran itu wujud cinta, cinta itu adalah tali kasih silaturahmi, dan salah jika seorang yang menjalani hubungan dan dia merasakan terluka karena dikecewakan berkata bahwa cinta itu salah dan buta. Karena cinta itu relatif, tergantung siapa yang menjalaninya. Konsekuensinya, ketika kita berani menjalin hubungan untuk kebahagiaan maka kitapun harus mau menerima perasaan sedih imbas dari cinta yang salah dalam perlakuannya.
Ada yang mengatakan lebih baik menjalin cinta tanpa status dari pada menjalin status tanpa cinta, tapi suatu saat status itu akan kita perlukan karena untuk mewujudkan cinta yang halal atas ajaran agama, bukan pacaran yang melewati batas, dan sering kalangan orang mengatakan cinta itu buta, padahal yang buta itu orang yang menjalaninya.
Pendapat positif pacaran bisa terwujud jika kita menggunakan dalil silaturahmi, yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا ١
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS. An Nisaa : 1).
Dan rasa ketidak setujuan sesorang terhadap pacaran bisa terjadi bila dia menggunakan  dalil berikut ini :
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ
Artinya:
“Janganlah kalian dekati zina.” (QS. Al Isra': 32)
            Setelah membaca kedua ayat ini, sebenarnya semua pendapat orang tentang pacaran  itu tidak sepenuhnya salah maupun benar. Karena istilah pacaran sendiri tidak disebutkan dalam Al Qur’an. Untuk lebih baiknya kita lakukan sewajarnya dengan berpegang dua ayat ini setidaknya kita bisa memilah maupun memilih mana yang baik dan yang benar mana yang harus kita lakukan dan mana yang tidak. Boleh-boleh saja kita pacaran asal kan tahu dan memahami batasan-batasannya. Tetap menjaga aqidah, syari’ah, dan akhlak kita. Dengan harapan tidak akan terjadi hal-hal yang diinginkan ketika kita berpacaran maupun hanya sekedar teman dekat dengan lawan jenis kita.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila banyak hal yang saya ucapkan kurang berkenan dihati anda sekalian. Semoga kedepannya akan jauh lebih baik, kita lebih sadar dan paham akan ajaran agama kita yaitu agama islam. Dan semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita menunjukan kita kejalan yang benar dan ridhainya, serta kita semua selalu dalam perlindungannya. Amin Amin Amin Ya Rabbal’aalamiin.
Wabillahi taufik Wal Hidayah

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar