Senin, 05 Desember 2016

MAKALAH INTEGRASI DAN KONFLIK SOSIAL


I.                   PENDAHULUAN

Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salah satu pihak menghalangi, atau mencampuri dalam beberapa hal membuat tujuan salah satu pihak lain kurang berhasil. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Konflik bertentangan dengan integrasi konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi, integrasi yang tidak terkontrol akan menghasilkan konflik.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang di maksud dengan integrasi dan konflik sosial ?
B.     Bagaimana bentuk-bentuk integrasi dan konflik sosial ?
C.     Apa saja faktor-faktor pengintegrasian ?
D.    Apa saja faktor-faktor konflik sosial ?

III.             PEMBAHASAN

A.    Pengertian integrasi dan konflik sosial
Integrasi berasal dari bahas Inggris “Integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi dimaknai sebagai proses penyelesaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat sebagai menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang mempunyai keserasian fungsi.[1]
Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.



Ada tiga bentuk pengadilan konflik sosial yaitu :
a.       Konsilasi
b.      Mediasi
c.       Arbitrasi
Ketiga jenis pengendalian di atas memiliki daya kemampuan untuk mengurangi atau menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya ledakan-ledakan sosial dalam kekerasan.

Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya. Suatu konflik sosial atau pertikaian  di tandai dengan pertentangan anatar dua pihak yang mempunyai perbedaan-perbedaan dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola, dan perilaku.[2]
Pertentangan juga di tandai dengan keinginan menghancurkan pihak lawan. Terkadang konflik di warnai dengan kekerasan yang mengakibatkan kerusakan.
Kekerasan adalah konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud tindakan merusak.

B.     Bentu-bentuk integrasi dan konflik
1.      Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Kelurga
Di dalam kehidupan keluarga terdapat anggota keluarga yang antara anggota  satu dan yang lainnya memiliki peranan dan fungsi yang berbeda.

b.      Integrasi Kekerabatan
Hubungan sosial yang diikat oleh pertalian darah dan hubungan perkawinan sehingga menghasilkan nilai, norma, kedudukan serta peranan sosial yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota kekerabatan yang ada.

c.       Integrasi Asosiasi (perkumpulan)
merupakan proses sosial tahap lanjutan yang di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.

d.      Integrasi Masyarakat
Sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu, bemukim dalam waktu yang relatif lama, dan didasari aturan hidup serta perasaan kesatuan identitas diantara para warganya.

e.       Integrasi Suku Bangsa
Golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena memiliki ciri yang mendasar dan umum berkaitan dengan asal usul dan tempat asal kebudayaan.

f.       Integrasi Bangsa
Kelopok manusia yang heterogen sifatnya tetapi memiliki kehendak yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen.[3]

2.      Bentuk-bentuk dari konflik sosial :
a.       Konflik Gender
Bersumber dari aspek status dan peranan manusia yang bersifat sosiaokultural yang dilihat dari jenis kelamin



b.      Konflik antar umat Agama
Dipicu oleh adanya perbedaan keyakinan dan atribut yang menjadikan segmentasi kelompok sosial yang berdiri sendiri

c.       Konflik antar Golongan
Konflik ini timbul karena didasari oleh suatu kelompok yang memaksakan kehendaknya kepada kelompok lain, sehingga kelompok itu meras kebebasannya terenggut sehingga timbul perlawanan yang tidak pernah terjadi kesepakatan antara keduanya

d.      Konflik antar kelas sosial
Konflik yang bersifat vertikal: antara kelas sosial atas dan bawah, seperti buruh dan majikan.

e.       Konflik antar Negara
konflik yang terjadi antara dua negara atau lebih, mereka memiliki perbedaan tujuan negara dan berupaya memaksakan kehendak negarannya kepada negara lain. Seperti palestina dan israel

f.       Konflik pribadi
Pertentangan yang terjadi antara orang per orangan.

g.      Konflik rasial
Pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan.

h.      Konflik Golongan
Aspek ini biasanya didasari olek fanatisme terlalu berlebih kepada golongan sehingga menganggap kelompoknya paling benar.[4]


C.     Faktor-faktor pendorong integrasi
Faktor pendorong integrasi adalah :
1)      Primodial
Identitas bersama komunitas dapat terbentuk karena adanya ikatan keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa, adat istiadat.

2)      Sakral
Ikatan ikatan religius yang dipercayai sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran mutlak karena di percayai sebagai wahyu ilahiah.

3)      Tokoh
Integrasi tercipta manakala dalam suatu masyarakat terdapat seseorang atau beberapa tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati karena kepemimpinanya yang bersifat karismatik.

4)      Bhineka Tunggal Ika
Sebagai pemersatu bangsa yang majemuk untuk mencapai integeritas suatu bangsa.

5)      Perkembangan Ekonomi
Aspek ini melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan untuk mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi yaitu menghasilkan barang dan jasa.

6)      Homogenitas kelompok
Yaitu integrasi sosial akan mudah kemajemukan suatu masyarakat itu kecil atau masyarakat berusaha untuk memperkecil keanekaragaman tersebut.

7)      Besar kecilnya kelompok
Yaitu kelompok-kelompokan mempercepat proses integrasi sosial dan biasanya melakukan hubungan-hubungan primer yang intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya akan semakin cepat terjadi.

8)      Mobilitas geografis
Yaitu penduduk yang datang keluar dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan keadaan sosial budaya di lingkungan yang baru merupakan proses integrasi.

9)      Efektifitas dan efesien komunikasi
Yaitu komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan memepercepat integrasi sosial. Semakin intensif komunikasi dan integrasi yang di lakukan akan mendorong dan mempercepat integrasi.[5]

D.    Faktor-faktor konflik sosial
Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)      Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian perasaan yang berbeda-beda satu sama yang lainnya. Perbedaan individu di maksudkan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang terlibat di dalam suatu proses sosial.

2)      Perbedaan latar belakang kebudayaan
Orang di besarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri, menghargai orang lain, bersahabat dan tidak individualis. Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai ukuran sesuai kebutuhan masyarkat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatngkan konflik sosial, sebab kriteria tentak baik buruk, sopan, pantas tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu fisik maupun non fisik, berbeda-beda menurut pola pemikiran masing-masing yang di dasrkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.

3)      Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antar kelompok dengan individu.

4)      Perubhan-perubahan nilai yang cepat
Perubhan nilai terjadi setiap masyarakat. Artinya nilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan. Perubahan adalah suatu lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai satu kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.[6]


IV.             KESIMPULAN

v Integrasi sosial mengandung dua pengertian yaitu : dalam pengendalian konflik dan penyimpangan dalam sistem sosial, yang menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beraneka ragam.
v Konflik sosial adalah suatu proses sosial antar dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuat tidak berdaya.
v Bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah :
a.       Integrasi Keluarga
b.      Integrasi Kekerabatan
c.       Integrasi Asosiasi
d.      Integrasi Masyarakat
e.       Integrasi Suku Bangsa
f.       Integrasi Bangsa
v Bentuk konflik sosial
a.       Konflik Gender
b.      Konflik Rasial Antar Suku
c.       Konflik Antar Umat Agama
d.      Konflik Antar Golongan
e.       Konflik Kepentingan
f.       Konflik Antar Pribadi
g.      Konflik antar kelas sosial
h.      Konflik Antar Negara
v Faktor pendorong integrasi adalah :
1)    Primordial
2)    Sakral
3)    Tokoh
4)    Bhineka tunggal ika
5)    Perkembangan Ekonomi
6)    Homogenitas kelompok
7)    Besar kecilnya kelompok
8)    Mobilitas geografis
9)    Efektifitas dan efesien komunikasi
v Faktor yang menyebabkan konflik sosial adalah :
1)   Perbedaan individu
2)   Perbedaan latar belakang kebudayaan
3)   Perbedaan kepentingan
4)   Perubhan-perubahan nilai yang cepat


V.                PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan  kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih



[2] M, Idianto. Sosiologi. Jakrta. Erlangga. 2005
[3] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 389-381.

[5] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 392-396.

[6] Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip,  pengantar sosiaologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi, dan pemecahannya,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi pertama, Cetakan ke-2.hal 361-362.

MAKAALH KEBERHASILAN DAKWAH RASULLAH SAW

       I.            PENDAHULUAN
Sebelum kita mengayunkan langkah berikutnya untuk menyimak masa-masa terakhir dari kehidupan Rosul, ada baiknya jika kita memandang sekilas kinerja yang agung dan sekaligus merupakan inti dari kehidupan beliau, yang karenanya beliau berbeda dengan para Rosul dan Nabi yang lainnya, hingga Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin bagi orang-orang yang terdahulu dan orang-orang dikemudian hari.[1]
Setelah mengalami keberhasilan dalam penaklikan kota Makkah, agama Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat. Selain agama Islam menyiarkan dengan damai, ahlak Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu faktor mudahnya agama Islam diterima berbagai kalangan. Salah satu cara Nabi Muhammad dalam memperluas agama Islam. Beliau juga memperbarui semua sistem pemerintahan yang ada di Makkah, dengan demikian Islam mengalami perombakan yang lebih baik dan lebih terarah.
Dalam mengarahkan Makkah menjadi lebih baik tidaklah mudah, karena beliau harus mengalami rongrongan dan cemooh dari orang-orang Quraisy yang tidak menyukai ajaran agama Islam karena di anggap sebagai agama yang baru. Meskipun demikian beliau tidak pernah menyerah ataupun mengeluh. Khadijah istri beliau selalu mendukiung Nabi Muhammad bahkan rela mengarahkan harta dan jiwa raganya. Ada tahun-tahun yang sulit dimana dua orang yang amat beliau sayangi telah wafat yaitu Khadijah istri beliau dan Abu Thalib paman beliau. Dengan wafatnya mereka banyak orang Quraisy yang bertambah gencar menghalangi dakwah Nabi Muhammad, tapi beliau tidak pernah menyerah sampai akhirnya agama Islam dapat diterima banyak kalangan masyarakat dan ataupun  kalangan.


    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Dalam bidang apa saja dakwah Rosul mengalami keberhasilan ?
2.      Faktor apa saja yang mendukung keberhasilan Rosul ?


 III.            PEMBAHASAN
A.      Keberhasilan Dakwah Rosul
1.      Aspek Agama
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut Agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun menurun sejak Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, Al-Qur’an menyebut Agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang mengakui ke-Esaan Allah sebagai penciota alam, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rejeki dan sebagainya. Kepercayaan kepada Allah tersebut masih dicampurbaurkan dengan tahayul dan kemsyurikkan mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon kepada Allah, seperti Jin, Roh, Hantu, Bulan, Matahari. Kepercayaan yang menyimpang dari agama hanif disebut watsaniyah yaitu agama yang mensyariatkan agama Allah dengan mengadakan penyembahan kepada : Anshab (batu yang belum memiliki bentuk), Autsan (patung yang terbuat dari batu), Ashnam (patung yang terbuat dari kayu, emas, perak).[2]
Setelah datangnya Rasulullah SAW, praktik kemusyrikan tersebut berganti dengan ajaran tauhid yaitu ajaran yang mengesakan Tuhan, mentuhidkan Allah, paada zat-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, suci dari segala perserupaan dan umpamaan.

2.      Aspek Politik
Perubahan dan kebiasaan main hakim sendiri yang beralih menjadi musyawarah. Kebangsaan yang sempit, atau memandang golongan sendiri lebih mulia dari golongnan yang lain sangatlah ditentang oleh Islam. Dalam agama Islam derajat semua manusia itu sama, kecuali ketakwaannya, begitu juga manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Maka ditetapkan dasar pemerintahan dengan syura (musyawrah). Musyawrah sebagai dasar demokrasi sebagaimana firman Allah dalam surat Ali 'Imran : 159

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.[3]
Jika dizaman itu belum ada parlemen atau perancang pengelola dan lain-lain seperti pemerintahan sekarang, adalah karena tingkat kemajuan dunia belum kesana. Itulah petunjuk Al-Qur’an bagi pelaksanaan musyawarah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

3.      Aspek sosial
Berabagai kabilah dan suku yang bertebaran dimana-mana bersatu padu. Semua orang keluar dari penyembahan terhadap hamba ke penyembahan terhadap Allah. Nabi membuat landasan yang kuat bagi kehidupan umat Islam, misalnya dengan piagam Madinah, dengan mempersaudarakan kaum Anhar dan muhajirin serta perjanjian damai dengan Yahudi, meskipun pada akhirnya terjadi penghiantan oleh kaum Yahudi. Masjid sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya orang muslim beliau dirikan. Dari masjid inilah beliau kemukakan prinsip-prinsip Islam dan merupakan tempat yang efektif dalam penyebaran pandangan-pandangan kepada masyarakat.
Berkat kelebihan dakwah Islam ini terciptalah persatuan bangsa Arab, kesatuan kemanusiaan, keadilan sosial, kebahagian manusia dalam aspek kehidupan dunia dan juga permasalahan kehidupan akhirat.[4]






4.      Aspek Ekonomi
Islam membangkitkan semangat berusaha, beriniaga, bercocok tanam. Tingkat yang tinggi ialah saudagar, tani dan tukang. Dahulu yang terpandang adalah harta banyak anak, dan pengaruh kebesaran. Setelah datangnya Islam yang mahal adalah amal sholeh. Adapun anak dan harta kalau menghalangi amal sholeh, tidaklah ada harganya, pangkatpun bukan kemegahan disisi Allah. Kemegahan hanyalah takwa kepada Allah, sebab orang kembali di akhirat bukanlah sengan pangkat dan keturunan atau harta dan kekayaan tetapi dengan amal dan hati yang muslim.

B.       Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Dakwah
Dakwah, sutu untuk merealisasikan ajaran Islam kedalam kehidupan manusia, diperlukan upaya dan inspirasi dalam menjaga kelangsungan dan pengembangannya, sejak dulu, kini maupun waktu yang akan datang. jika kehidupan Rosulullah merupakan Uswatun Hasanah bagi umatnya, mestinya hak itu pun berlaku bagi dakwah Islam. Inspirasi utama untuk menjaga kelangsungan maupun pengembangaannya, adalah dakwah Rosulullah Muhammad saw. Karena itulah, faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Rosulullah perlu diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya bagi para Da’i.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Rosul, yang dalam waktu yang relatif singkat berhasil menaklukkan jazirah Arab kedalam Islam, Faktor tersebut ialah:
1.    Faktor Ajaran Islam itu Sendiri
Kebenaran, dan ketinggian nilai Islam itulah yang memberi daya tarik yang kuat bagi umat manusia untuk memeluknya. Apabila seseorang telah mengakui dengan mendalam ajaran Islam, maka kebenaran agamanya itu akan berekspresi dalam segala tingkah laku dan amal perbuatannya sehingga kehidupannya sudah merupakan daya tarik bagi manusia untuk masuk Islam.
Betapa kuatnya daya tarik dan ketinggian ajaran Islam itu, dapat kita lihat dalam proses berpindahnya bangsa Arab yang bersuku-suku dan saling bermusuhan kedalam ukhuwah Islamiyah dibawah pimpinan Rosulullah.
Tugas besar ini berhasil dengan sukses, dan ketika Nabi afat terbentanglah satu wilayah Arabia yang luas dalam suatu damai dan beriman kepada Tuhan. Suatu keadaan yang tidak pernah dialami oleh bangsa Arab sebelumnya. Bangsa yang tadinya gemar kepada peperangan dan bermusuhan, dan Agama Islamlah satu-satunya yang menciptakan suasana perdamaian yang harmonis. 
2.    Faktor Pedoman Pokok Penyelenggaraan Dakwah yang Tepat Guna
Diantara pedoman pokok itu, tercantum dalam Q.S An-Nahl  125 :

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk"[5]
Pada ayat tersebut diatas, dijumpai tiga cara pokok yang dapat dijadikan sandaran bagi penyelenggaraan dakwah yaitu :
a.       Dakwah bilhikmah
b.      Dakwah bil Mauidlotil Hasanah
c.       Dakwah bilmujadalah

3.    Faktor Budi Pekerti
Rosulullah dengan budi pekertinya yang luhur telah dapat memikat hati manusia. Budi pekerti luhur telah dimiliki rosul sejak sebelum beliau diangkat menjadi rosul. Bahkan beliau diangkat menjadi orang yang amin (dapat dipercaya).


4.    Faktor Strategi Dakwah
a.    Alasan-alasan yang kuat
Dalam dakwahnya beliau berpegang kepada apa yang yang diterima oleh akal sehat, menggugah perasaan dan menyentuh hati nurani, tidak berlawanan dengan hal-hal yang realistis dan tidak diingkari oleh hakikat kebenaran.
b.    Tutur kata yang bijaksana
Rosulullah dalam dakwahnya selalu menyesuaikan dengan keadaan orang yang menerimanya. Diantara tutur kata Rosulullah ialah apabila beliau ditanya tentang sesuatu beliau menjawabnya dengan jawaban umum, mengenai orang yang bertanya dan orang-orang lain
c.    Siasat yang bijaksana
Tidak kita kenal dalam sejarah para pemimpin, para pendidik dan lainn-lain yang mencakup keunggulan akal pikiran, ketepatan pendapat, kebenaran firast sebagai Rosulullah. Kebijakan siasat itu sebagai berikut:
1.      Menyampaikan nasehat dan pengajaran dengan memilih cara, materi dan waktu yang tepat.
2.      Memperbuat sesuatu sesuai dengan kehendak orang yang beliau ketahui, orang itu menghendakinya.
3.      Melunakkan hati orang dengan :
·         Harta
·         Perkataan lemah lembut
·         Membalas kejahatan dengan maaf
·         Sabar menerima penderitaan dari musuh

5.    Faktor Ekonomi
Kebaikan kepribadian Muhammad melebihi apa yang disangka khadijah. Muhammad ternyata bukan hanya sebagai suami yang amat mencintainya, atau sebagai ayah yang sangat dikagumi anak-anaknya, tapi ia juga sebagai pelindung, sebagai panutan yang lebi luas pengetahuannya dalam mengurus segala persoalan baik dalam urusan rumahtangga maupun dalam mengatasi problem sosial masyarakat. Karena itulah khadijah dengan ikhlas menyerahkan harta kekayaannya kepada suaminya, karena ia yakin suaminya pasti akan menggunakan harta itu untuuk tujuan kemaslahatan.
Keadaan semacam ini mmberikan kesempatan yang luas kepada Muhammad untuk lebih berbuat lebih baik bagi semua umat manusia. Dengan harta itu, ia memiliki lebih banyak ruang dan kesempatan untuk lebih membebaskan budak-budak, menolong fakir miskin, dan kegiatan sosial lainnya.
6.    Faktor Dukungan Istri dan Para Sahabat
Khadijah sebagai istri, memiliki andil cukuo besar dalam mendukung keberhasilan dakwah Rosulullah Muhammad saw. Ia meyakinkan ketika beliau ragu, menghibur ketika beliu sedih, dan menfasilitasi seluruh kegiatannya dngan jiwa, pemikiran dan seluruh hartanya.
Begitu juga para sahabat, seperti Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali tidak segan-segan mngorbankan jiwa, raga, harta, untuk kepentingan dakwah.
7.    Faktor Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Menunjuk pengertian diatas, maka kepemimpinan dakwah adalah kemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan dakwah pada diti seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dakwah pada situasi tertentu.
Ciri-ciri kepemimpinan Rosulullah yang menjadi kunci sukses beliau adalah :
a.       Akhlak Nabi yang terpuji  tanpa tercela.
b.      Karakter yang tahan uji, angguh, ulet, sederhana dan semangat baja.
c.       Sistem dakwah nabi deengan hikmah.
d.      Tujuan perjuangan jelas.
e.       Prinsip persamaan.
f.       Prinsip kebersamaan.
g.      Mendahulukan kepentingan dan keslamatan para pengikutnya.
h.      Memberikan kebebasan berkreasi, berpendapat dan pendelegasian wewenang.
i.        Tipe kepemimpinan karismatik dan demokratis.

 IV.            KESIMPULAN
Keberhasilan Dakwah Rosulullah meliputi:
1.      Aspek agama
2.      Aspek politik
3.      Asoek sosial
Faktor-faktor pendukung:
1.      Faktor ajaran Islam itu sendiri
2.      Faktor pedoman pokok penyelenggaraan dakwah yan tepat guna
a.       Dakwah bilhikmah
b.      Bakwah bil mauidlotil hasanah
c.       Dakwah bilmujadalah
3.      Faktor budi pekerti
4.      Faktor strategi dakwah
a.       Alasan yang kuat
b.      Tutur kata yang bijaksan
c.       Siasat yang bijaksana
5.      Faktor ekonomi
6.      Faktor dukungn istri dan para sahabat
7.      Faktor kepemimpinan.


    V.            PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman semua kita tampung dan  kami sangat butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari sebelumnya, Terimakasih



[1] Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta Timur : Pustaka Al Kautsar, cetakan ke tujuh, September 2013), hal. 541
[2] Wafiyah, Sirah Nabawiyah, (Semarang : Fakultas Dakwah IAIN Walisongo :, 2003), hal. 116
[3] Al-Qur’an In Word
[4] Wafiyah, Op Cit, Hal. 118-119
[5]Al-Qur’an In Word