I.
PENDAHULUAN
Sebelum kita
mengayunkan langkah berikutnya untuk menyimak masa-masa terakhir dari kehidupan
Rosul, ada baiknya jika kita memandang sekilas kinerja yang agung dan sekaligus
merupakan inti dari kehidupan beliau, yang karenanya beliau berbeda dengan para
Rosul dan Nabi yang lainnya, hingga Allah mengangkat beliau sebagai pemimpin
bagi orang-orang yang terdahulu dan orang-orang dikemudian hari.[1]
Setelah mengalami keberhasilan dalam
penaklikan kota Makkah, agama Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Selain agama Islam menyiarkan dengan damai, ahlak Nabi Muhammad SAW yang
menjadi salah satu faktor mudahnya agama Islam diterima berbagai kalangan.
Salah satu cara Nabi Muhammad dalam memperluas agama Islam. Beliau juga
memperbarui semua sistem pemerintahan yang ada di Makkah, dengan demikian Islam
mengalami perombakan yang lebih baik dan lebih terarah.
Dalam mengarahkan Makkah menjadi
lebih baik tidaklah mudah, karena beliau harus mengalami rongrongan dan cemooh
dari orang-orang Quraisy yang tidak menyukai ajaran agama Islam karena di
anggap sebagai agama yang baru. Meskipun demikian beliau tidak pernah menyerah
ataupun mengeluh. Khadijah istri beliau selalu mendukiung Nabi Muhammad bahkan
rela mengarahkan harta dan jiwa raganya. Ada tahun-tahun yang sulit dimana dua
orang yang amat beliau sayangi telah wafat yaitu Khadijah istri beliau dan Abu
Thalib paman beliau. Dengan wafatnya mereka banyak orang Quraisy yang bertambah
gencar menghalangi dakwah Nabi Muhammad, tapi beliau tidak pernah menyerah sampai
akhirnya agama Islam dapat diterima banyak kalangan masyarakat dan ataupun kalangan.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Dalam
bidang apa saja dakwah Rosul mengalami keberhasilan ?
2.
Faktor
apa saja yang mendukung keberhasilan Rosul ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Keberhasilan
Dakwah Rosul
1.
Aspek
Agama
Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut Agama yang mengakui Allah
sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun menurun sejak Nabi Ibrahim
AS dan Ismail AS, Al-Qur’an menyebut Agama itu dengan Hanif, yaitu
kepercayaan yang mengakui ke-Esaan Allah sebagai penciota alam, Tuhan yang
menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang memberi rejeki dan sebagainya.
Kepercayaan kepada Allah tersebut masih dicampurbaurkan dengan tahayul dan
kemsyurikkan mensekutukan Tuhan dengan sesuatu dalam menyembah dan memohon
kepada Allah, seperti Jin, Roh, Hantu, Bulan, Matahari. Kepercayaan yang
menyimpang dari agama hanif disebut watsaniyah yaitu agama yang
mensyariatkan agama Allah dengan mengadakan penyembahan kepada : Anshab (batu
yang belum memiliki bentuk), Autsan (patung yang terbuat dari batu), Ashnam
(patung yang terbuat dari kayu, emas, perak).[2]
Setelah datangnya Rasulullah SAW, praktik kemusyrikan tersebut
berganti dengan ajaran tauhid yaitu ajaran yang mengesakan Tuhan,
mentuhidkan Allah, paada zat-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, suci dari segala
perserupaan dan umpamaan.
2.
Aspek
Politik
Perubahan dan kebiasaan main hakim sendiri yang beralih menjadi
musyawarah. Kebangsaan yang sempit, atau memandang golongan sendiri lebih mulia
dari golongnan yang lain sangatlah ditentang oleh Islam. Dalam agama Islam
derajat semua manusia itu sama, kecuali ketakwaannya, begitu juga manusia diciptakan
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Maka ditetapkan dasar
pemerintahan dengan syura (musyawrah). Musyawrah sebagai dasar demokrasi
sebagaimana firman Allah dalam surat Ali 'Imran : 159
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا
غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ
لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
Artinya
: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.[3]
Jika dizaman itu belum ada parlemen atau perancang pengelola dan
lain-lain seperti pemerintahan sekarang, adalah karena tingkat kemajuan dunia
belum kesana. Itulah petunjuk Al-Qur’an bagi pelaksanaan musyawarah sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.
3.
Aspek
sosial
Berabagai kabilah dan suku yang bertebaran dimana-mana bersatu
padu. Semua orang keluar dari penyembahan terhadap hamba ke penyembahan
terhadap Allah. Nabi membuat landasan yang kuat bagi kehidupan umat Islam,
misalnya dengan piagam Madinah, dengan mempersaudarakan kaum Anhar dan muhajirin
serta perjanjian damai dengan Yahudi, meskipun pada akhirnya terjadi
penghiantan oleh kaum Yahudi. Masjid sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya
orang muslim beliau dirikan. Dari masjid inilah beliau kemukakan
prinsip-prinsip Islam dan merupakan tempat yang efektif dalam penyebaran
pandangan-pandangan kepada masyarakat.
Berkat kelebihan dakwah Islam ini terciptalah persatuan bangsa Arab,
kesatuan kemanusiaan, keadilan sosial, kebahagian manusia dalam aspek kehidupan
dunia dan juga permasalahan kehidupan akhirat.[4]
4.
Aspek
Ekonomi
Islam
membangkitkan semangat berusaha, beriniaga, bercocok tanam. Tingkat yang tinggi
ialah saudagar, tani dan tukang. Dahulu yang terpandang adalah harta banyak
anak, dan pengaruh kebesaran. Setelah datangnya Islam yang mahal adalah amal
sholeh. Adapun anak dan harta kalau menghalangi amal sholeh, tidaklah ada
harganya, pangkatpun bukan kemegahan disisi Allah. Kemegahan hanyalah takwa
kepada Allah, sebab orang kembali di akhirat bukanlah sengan pangkat dan
keturunan atau harta dan kekayaan tetapi dengan amal dan hati yang muslim.
B. Faktor-Faktor
Pendukung Keberhasilan Dakwah
Dakwah, sutu untuk merealisasikan ajaran
Islam kedalam kehidupan manusia, diperlukan upaya dan inspirasi dalam menjaga
kelangsungan dan pengembangannya, sejak dulu, kini maupun waktu yang akan
datang. jika kehidupan Rosulullah merupakan Uswatun Hasanah bagi umatnya,
mestinya hak itu pun berlaku bagi dakwah Islam. Inspirasi utama untuk menjaga
kelangsungan maupun pengembangaannya, adalah dakwah Rosulullah Muhammad saw.
Karena itulah, faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah Rosulullah perlu
diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya bagi para Da’i.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan
dakwah Rosul, yang dalam waktu yang relatif singkat berhasil menaklukkan
jazirah Arab kedalam Islam, Faktor tersebut ialah:
1. Faktor
Ajaran Islam itu Sendiri
Kebenaran, dan ketinggian nilai Islam
itulah yang memberi daya tarik yang kuat bagi umat manusia untuk memeluknya.
Apabila seseorang telah mengakui dengan mendalam ajaran Islam, maka kebenaran
agamanya itu akan berekspresi dalam segala tingkah laku dan amal perbuatannya
sehingga kehidupannya sudah merupakan daya tarik bagi manusia untuk masuk
Islam.
Betapa kuatnya daya tarik dan ketinggian
ajaran Islam itu, dapat kita lihat dalam proses berpindahnya bangsa Arab yang
bersuku-suku dan saling bermusuhan kedalam ukhuwah Islamiyah dibawah pimpinan
Rosulullah.
Tugas besar ini berhasil dengan sukses,
dan ketika Nabi afat terbentanglah satu wilayah Arabia yang luas dalam suatu
damai dan beriman kepada Tuhan. Suatu keadaan yang tidak pernah dialami oleh
bangsa Arab sebelumnya. Bangsa yang tadinya gemar kepada peperangan dan
bermusuhan, dan Agama Islamlah satu-satunya yang menciptakan suasana perdamaian
yang harmonis.
2. Faktor
Pedoman Pokok Penyelenggaraan Dakwah yang Tepat Guna
Diantara pedoman pokok itu,
tercantum dalam Q.S An-Nahl 125 :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ
بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ
أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ
أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk"[5]
Pada
ayat tersebut diatas, dijumpai tiga cara pokok yang dapat dijadikan sandaran
bagi penyelenggaraan dakwah yaitu :
a. Dakwah
bilhikmah
b. Dakwah
bil Mauidlotil Hasanah
c. Dakwah
bilmujadalah
3. Faktor
Budi Pekerti
Rosulullah dengan budi pekertinya yang
luhur telah dapat memikat hati manusia. Budi pekerti luhur telah dimiliki rosul
sejak sebelum beliau diangkat menjadi rosul. Bahkan beliau diangkat menjadi
orang yang amin (dapat dipercaya).
4. Faktor
Strategi Dakwah
a. Alasan-alasan
yang kuat
Dalam dakwahnya beliau berpegang kepada
apa yang yang diterima oleh akal sehat, menggugah perasaan dan menyentuh hati
nurani, tidak berlawanan dengan hal-hal yang realistis dan tidak diingkari oleh
hakikat kebenaran.
b. Tutur
kata yang bijaksana
Rosulullah dalam dakwahnya selalu
menyesuaikan dengan keadaan orang yang menerimanya. Diantara tutur kata
Rosulullah ialah apabila beliau ditanya tentang sesuatu beliau menjawabnya
dengan jawaban umum, mengenai orang yang bertanya dan orang-orang lain
c. Siasat
yang bijaksana
Tidak
kita kenal dalam sejarah para pemimpin, para pendidik dan lainn-lain yang
mencakup keunggulan akal pikiran, ketepatan pendapat, kebenaran firast sebagai
Rosulullah. Kebijakan siasat itu sebagai berikut:
1. Menyampaikan
nasehat dan pengajaran dengan memilih cara, materi dan waktu yang tepat.
2. Memperbuat
sesuatu sesuai dengan kehendak orang yang beliau ketahui, orang itu
menghendakinya.
3. Melunakkan
hati orang dengan :
·
Harta
·
Perkataan lemah
lembut
·
Membalas
kejahatan dengan maaf
·
Sabar menerima
penderitaan dari musuh
5. Faktor
Ekonomi
Kebaikan kepribadian Muhammad melebihi
apa yang disangka khadijah. Muhammad ternyata bukan hanya sebagai suami yang
amat mencintainya, atau sebagai ayah yang sangat dikagumi anak-anaknya, tapi ia
juga sebagai pelindung, sebagai panutan yang lebi luas pengetahuannya dalam
mengurus segala persoalan baik dalam urusan rumahtangga maupun dalam mengatasi
problem sosial masyarakat. Karena itulah khadijah dengan ikhlas menyerahkan
harta kekayaannya kepada suaminya, karena ia yakin suaminya pasti akan
menggunakan harta itu untuuk tujuan kemaslahatan.
Keadaan semacam ini mmberikan kesempatan
yang luas kepada Muhammad untuk lebih berbuat lebih baik bagi semua umat
manusia. Dengan harta itu, ia memiliki lebih banyak ruang dan kesempatan untuk
lebih membebaskan budak-budak, menolong fakir miskin, dan kegiatan sosial
lainnya.
6. Faktor
Dukungan Istri dan Para Sahabat
Khadijah
sebagai istri, memiliki andil cukuo besar dalam mendukung keberhasilan dakwah
Rosulullah Muhammad saw. Ia meyakinkan ketika beliau ragu, menghibur ketika
beliu sedih, dan menfasilitasi seluruh kegiatannya dngan jiwa, pemikiran dan
seluruh hartanya.
Begitu
juga para sahabat, seperti Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali tidak segan-segan
mngorbankan jiwa, raga, harta, untuk kepentingan dakwah.
7. Faktor
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan
mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan suatu tindakan pada diri seseorang
atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Menunjuk pengertian diatas, maka
kepemimpinan dakwah adalah kemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan
suatu tindakan dakwah pada diti seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan dakwah pada situasi tertentu.
Ciri-ciri kepemimpinan Rosulullah yang
menjadi kunci sukses beliau adalah :
a. Akhlak
Nabi yang terpuji tanpa tercela.
b. Karakter
yang tahan uji, angguh, ulet, sederhana dan semangat baja.
c. Sistem
dakwah nabi deengan hikmah.
d. Tujuan
perjuangan jelas.
e. Prinsip
persamaan.
f. Prinsip
kebersamaan.
g. Mendahulukan
kepentingan dan keslamatan para pengikutnya.
h. Memberikan
kebebasan berkreasi, berpendapat dan pendelegasian wewenang.
i.
Tipe
kepemimpinan karismatik dan demokratis.
IV.
KESIMPULAN
Keberhasilan
Dakwah Rosulullah meliputi:
1. Aspek
agama
2. Aspek
politik
3. Asoek
sosial
Faktor-faktor
pendukung:
1. Faktor
ajaran Islam itu sendiri
2. Faktor
pedoman pokok penyelenggaraan dakwah yan tepat guna
a. Dakwah
bilhikmah
b. Bakwah
bil mauidlotil hasanah
c. Dakwah
bilmujadalah
3. Faktor
budi pekerti
4. Faktor
strategi dakwah
a. Alasan
yang kuat
b. Tutur
kata yang bijaksan
c. Siasat
yang bijaksana
5. Faktor
ekonomi
6. Faktor
dukungn istri dan para sahabat
7. Faktor
kepemimpinan.
V.
PENUTUP
Semoga makalah yang serba terbatas ini bisa bermanfaat
bagi kita semua, barokah ilmunya Amiinnn, kritik dan saran dari teman-teman
semua kita tampung dan kami sangat
butuhkan guna bisa pengembangan yang lebih baik dan jauh lebih baik dari
sebelumnya, Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar